Mengadopsi Pengajaran Orang Tionghoa untuk Kesuksesan Bisnis

by -735 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Sudah menjadi pandangan umum bahwa orang Tionghoa memiliki keahlian dalam berbisnis. Di Indonesia sendiri, banyak keturunan Tionghoa yang memiliki usaha.

Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang masuk dalam daftar 10 orang terkaya versi Forbes tahun 2022, hanya dua di antaranya bukan keturunan Tionghoa.

Lantas, apa rahasia kesuksesan mereka dalam berbisnis?

Jika melihat kisah sukses para keturunan, mereka memiliki pola yang sama. Mereka pergi dari China, sampai di negara orang, menjalin bisnis, dan menjadi kaya raya.

Menjadi kaya adalah tujuan utama orang Tionghoa. Mengutip The Dragon Network (2013) karya A.B Susanto, dalam komunitas Tionghoa, akumulasi kekayaan diartikan sebagai standar kejayaan seseorang atau keluarga.

Menjadi kaya adalah sumber dari segala keistimewaan dan status. Oleh karena itu, orang Tionghoa siap bekerja keras untuk mengejar kekayaan. Mereka percaya bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil.

Untuk mencapai semua itu, kebanyakan orang Tionghoa, sadar atau tidak, terpengaruh oleh ajaran Konfusianisme. Yang menjadi resep utama kesuksesan mereka adalah Konfusianisme. Konfusianisme adalah ajaran yang menyebar di Asia Timur, terutama di China, yang diajarkan oleh filsuf China bernama Kongzi.

Dalam ajaran tersebut terdapat lima etika, yaitu Ren (kemanusiaan), Yi (kebenaran atau keadilan), Lie (kesopanan atau tata krama), Zhi (pengetahuan), dan Xin (integritas). Jika semua etika ini diterapkan, maka akan lahir sikap kebajikan seperti keberanian, adaptabilitas, kepercayaan diri, kedisiplinan, motivasi kuat, kejujuran, kreativitas, dan visioner.

Selain itu, Konfusianisme juga mengharuskan seseorang untuk melakukan peran dan fungsinya dalam masyarakat tanpa mengganggu peran dan fungsi orang lain. Artinya, fokus pada usaha sendiri. Namun, bukan berarti tidak boleh menjalin hubungan.

Lebih lanjut, Irene dan Rosalie dalam Achieving Business Success in Confucian Societies: The Importance of Guanxi (Connections) (2016) menjelaskan bahwa hubungan atau Guanxi sangat penting dan dapat membuka rezeki.

Guanxi adalah hubungan pribadi antara dua orang yang saling membutuhkan dan menghasilkan simbiosis mutualisme. Kedua orang tersebut tidak harus memiliki status sosial yang sama. Melalui hubungan ini, orang Tionghoa dapat memperoleh keuntungan karena semakin dikenal, salah satunya dalam bisnis.

Dengan kata lain, bagi orang Tionghoa, menjalin hubungan adalah hal yang penting, meskipun tidak semua hasil dari hubungan tersebut menghasilkan keuntungan. Contoh yang penting adalah pengusaha Sudono Salim. Pendiri Salim Group ini memiliki banyak hubungan dengan orang lain, baik itu dari kalangan elit, pengusaha, atau orang biasa. Pertemuan Sudono Salim dengan Soeharto, Mochtar Riady, Ciputra, Tahir, dan berbagai orang lainnya berhasil menciptakan kerajaan bisnis yang sangat besar.

Setelah memegang ajaran Konfusianisme dan menjalin hubungan, langkah selanjutnya menurut A.B Susanto adalah memperkuat keluarga.

Dalam pandangan tradisional Tionghoa, keberhasilan dalam menghormati nama keluarga adalah hal yang luar biasa. Oleh karena itu, setiap orang tua pasti akan mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai kebajikan agar mereka dapat menjaga atau memperluas keberhasilan keluarga.

Keluarga adalah hal yang harus dilindungi. Oleh karena itu, bisnis orang Tionghoa sejatinya adalah bisnis keluarga. Orang tua yang sukses dalam membangun bisnis memiliki tanggung jawab untuk mengajari anak-anak mereka.

Tidak heran jika perusahaan besar di Indonesia terus dikelola oleh keluarga inti dari generasi ke generasi. Pendirian bisnis keluarga juga bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga.

Yang tidak kalah penting adalah menghormati leluhur. Setiap orang Tionghoa diharuskan menghormati orang tua dan leluhurnya. Mereka tidak boleh mencela mereka. Jika sudah sukses, mereka juga diharapkan untuk membangun kampung halaman mereka. Jika tidak dilakukan, dikhawatirkan kehidupan mereka akan sulit dan tidak berkah.

Artikel Selanjutnya:

Nih! Cara Bisnis Orang China Agar Kaya & Bisa Kuasai Dunia

(mfa/sef)