Pembelajaran Dari Jokowi: Pelajaran yang Diam-Diam Diteruskan kepada Gibran dan Kaesang

by -1033 Views

Keluarga Joko Widodo (Jokowi) benar-benar memperlihatkan bukti nyata peribahasa “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Tidak hanya itu, ketiga generasi keluarga tersebut juga sukses dalam bisnis. Dimulai dari ayah Jokowi, Noto Miharjo, yang merupakan seorang pengusaha mebel. Bisnis ini kemudian dilanjutkan oleh anak pertamanya, Jokowi. Selanjutnya, bisnis juga ada pada dua anak Jokowi, yaitu Gibran dan Kaesang.

Peribahasa ini tidak hanya berlaku dalam bidang bisnis, tetapi juga politik. Semua anak dan menantu Jokowi mulai merintis karir di dunia politik. Anak pertama Gibran menjadi Walikota Solo dan sekarang menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden 2024. Menantunya, Bobby Nasution, menjadi Walikota Medan sejak tahun 2020. Sedangkan, anak terakhir Kaesang mantap menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Meskipun demikian, menarik untuk mengetahui apa yang diajarkan Jokowi kepada anak-anaknya agar sukses. Jenis pendidikan anak seperti apa yang diterapkan oleh Presiden RI ke-7 ini?

Perlu diketahui, Jokowi memiliki tiga anak dari pernikahannya dengan Iriana, yaitu Gibran (1987), Kahiyang (1991), dan Kaesang (1994). Dalam otobiografi berjudul “Jokowi: Memimpin Kota, Menyentuh Jakarta” (2012), Jokowi mengakui bahwa ketiga anaknya hidup dengan segala kecukupan saat masa kecil mereka.

Hal ini terkait dengan suksesnya bisnis CV Rakabu milik Jokowi. Dari ketiga anaknya, hanya Gibran yang pernah hidup dalam kesulitan yang dihadapi Jokowi. Gibran lahir pada saat Jokowi baru memulai bisnis yang tidak mudah. Ketika Gibran berusia tiga tahun, bisnis Jokowi bangkrut karena ditipu.

Namun, setelah itu bisnis Jokowi mulai bangkit dan keluarga kembali bahagia.

Sementara itu, Kahiyang dan Kaesang lahir pada saat bisnis Jokowi sedang berkembang dengan pesat. Tidak seperti Gibran, keduanya tidak pernah mengalami kebisingan suara gergaji mesin atau menghirup serbuk kayu di rumah. Pada waktu itu, Jokowi sudah memiliki bengkel dan pabrik sendiri.

Kaesang sendiri mengaku bahwa saat kecil sering diaantar pergi sekolah dengan mobil, yang merupakan kegiatan yang jarang dilakukan oleh masyarakat.

Meskipun demikian, Jokowi sadar bahwa memanjakan anak dengan kekayaan dan keistimewaan tidaklah baik. Banyak contoh dan riset yang membuktikannya. Oleh karena itu, Jokowi memiliki strategi khusus dalam membesarkan anak-anaknya. Salah satunya adalah dengan mengirim mereka ke Singapura untuk belajar.

“Saya memutuskan untuk mengirim mereka ke luar negeri agar mereka bisa merasakan tantangan hidup mandiri,” kata Jokowi.

Bagi Jokowi, hidup di luar negeri membuat anak-anaknya menyadari bahwa hidup itu tidak mudah. Mereka harus bersekolah tanpa diantar orang tua. Mereka harus bangun pagi dan naik transportasi umum. Begitu juga saat lapar, mereka harus mencari makan sendiri. Mereka tidak bisa lagi mengeluh atau meminta bantuan orang tua.

“Saya ingin anak-anak saya mengenal sekolah kehidupan dan perjuangan. Karena itulah yang sebenarnya dapat membangun kehidupan yang kuat,” kata Jokowi.

Meskipun begitu, hanya dua anaknya yang benar-benar sekolah di luar negeri, yaitu Gibran dan Kaesang. Gibran menempuh pendidikan di Orchid Park Secondary School, Singapura, dan melanjutkan di Management Development Institute of Singapore (MDIS). Sedangkan Kaesang sempat sekolah di Anglo-Chinese School International dan kuliah di Singapore University of Social Sciences.

Pada akhirnya, strategi Jokowi tersebut berhasil membuat anak-anaknya mandiri. Kemandirian ini menghasilkan sikap tanggung jawab, kesopanan, dan ketekunan. Semua itu membuat Gibran dan Kaesang berani menjalankan bisnis beberapa tahun setelah lulus sekolah.

Ketika menjalankan bisnis, keduanya memulainya sendiri. Jokowi mengaku bahwa dia tidak mengetahui perjalanan bisnis anak-anaknya pada awalnya. Meskipun mengetahuinya, dia tidak memberikan dana atau bantuan kepada mereka. Mereka menjalankan bisnis secara mandiri, termasuk dalam mencari dana dan operasional, tanpa bantuan dari Jokowi, meskipun dia adalah penguasa negara.

Sekarang, kedua anaknya memiliki berbagai bisnis yang menghasilkan keuntungan. Dompet keduanya semakin tebal. Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2023, Gibran memiliki kekayaan senilai Rp 26 miliar sedangkan Kaesang memiliki kekayaan senilai sekitar Rp 92 miliar.