Tingkatkan Keuntungan Rp 31 T dengan Mengatasi Kualitas Kamera iPhone yang Buruk

by -953 Views

Waktu pada dasarnya tidak dapat diulang. Oleh karena itu, agar ada kenangan, kita bisa mengabadikannya melalui foto untuk menghargai setiap momen yang terlewatkan. Namun, bagaimana jika foto tersebut ternyata jelek? Tentu saja kita merasa kesal.

Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Kevin Systrom saat liburan bersama pacarnya, Nicole Schuetz, di pantai Meksiko sekitar tahun 2010. Kala itu, mereka sedang bersantai di pinggir pantai dan ingin mengabadikan momen berduaan. Namun, Nicole menolak karena alasan kamera iPhone 4 yang dimilikinya berkualitas jelek.

Kevin Systrom sadar akan hal itu, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Mengganti kamera iPhone adalah hal yang tidak mungkin dilakukan. Dia pun mencari cara lain agar pacarnya tidak terus-terusan marah.

Hingga akhirnya, setelah pulang ke Amerika Serikat, muncul ide menarik: membuat filter editing yang bisa menutupi kejelekan hasil jepretan iPhone. Bagi Systrom, ini merupakan langkah terbaik dan tidak terlalu sulit. Sebab, dia bisa menerapkan hasil editing tersebut di aplikasi berbagi foto ciptaannya, yaitu Burnb.

Singkat cerita, filter X-Pro II di Burnb lahir. Filter tersebut berupaya meningkatkan kontras, kehangatan warna, dan memberikan efek sketsa pada gambar. Filter tersebut kemudian diujicoba di kamera iPhone 4 dan diunggah pada Juli 2010 di Burnb.

Tak disangka, filter tersebut sukses menutupi kejelekan hasil kamera iPhone 4. Antusiasme pengguna Burnb pun tinggi dan pacar Systrom tidak lagi marah. Meski begitu, tidak lama setelah peluncuran X-Pro II, banyak pengguna yang mengeluh.

Ternyata, setelah disinkronisasi dengan filter, Burnb menjadi lambat dan sulit diakses. Aplikasi yang sudah ribet menjadi semakin ribet. Dari sinilah, Systrom bekerjasama dengan Mike Krieger, seorang pemrogram lulusan Stanford University.

Singkat cerita, keduanya berupaya mendirikan aplikasi berbagi foto digital secara instan. Systrom dan Krieger berpikir aplikasi tersebut akan banyak digunakan oleh orang. Pasalnya, pada saat itu belum ada aplikasi serupa yang dapat mengunggah foto.

Atas dasar inilah, keduanya secara resmi mengubah Burnb dan meluncurkan aplikasi berbagi foto digital secara instan bernama Instagram pada 6 Oktober 2010, tepat hari ini 13 tahun lalu.

Menurut Sarah Frier dalam “No Filters: The Inside Story of Instagram” (2020), antusiasme masyarakat begitu tinggi ketika Instagram diluncurkan. Langsung ada 25 ribu orang yang mengunduh dan menggunakan Instagram untuk membagikan foto. Dan dalam waktu setahun, Instagram berhasil mencapai 10 juta pengguna.

Dari sinilah banyak orang memprediksi bahwa Instagram akan mengalahkan dominasi Facebook dan Twitter. Aplikasi tersebut akan menjadi yang terkuat di dunia dan persaingan dalam dunia startup akan semakin panas.

Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, juga menyadari potensi besar Instagram di masa depan. Sejak awal tahun 2012, Zuckerberg selalu ingin bertemu dengan Systrom dan berulang kali mengejarnya untuk membicarakan akuisisi Instagram oleh Facebook.

Systrom tidak menolak dan marah terhadap hal ini. Dia bahkan merasa senang dengan keinginan Zuckerberg. Sebab, dia kesulitan mengurus operasional Instagram. Oleh karena itu, akhirnya Systrom melepas kepemilikan Instagram kepada Zuckerberg seharga 1 miliar dolar Amerika pada April 2012. Sejak itu, terjadi perubahan besar-besaran di dalam Instagram.

Seiring berjalannya waktu, Instagram berkembang sangat pesat. Tidak hanya sebagai aplikasi berbagi foto, tetapi juga sebagai platform untuk mengunggah video, berjualan, dan lain-lain. Saat ini, sudah ada 1,3 miliar pengguna Instagram di seluruh dunia.

Berkat kesuksesan membangun Instagram dan mendapatkan keuntungan dari penjualannya, Kevin Systrom dan Mike Krieger menjadi miliarder dadakan. Menurut perhitungan Forbes (2023), Kevin Systrom memiliki kekayaan sebesar 2 miliar dolar Amerika atau sekitar 31 triliun rupiah. Sementara itu, Mike Krieger memiliki kekayaan sebesar 350 juta dolar Amerika atau sekitar 5 triliun rupiah.