SETC Membuka Peluang Bagi UMKM Asal Sangihe untuk Berpartisipasi dalam Trade Indonesia Expo 2023

by -3174 Views

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) bekerja sama dengan Duta Ekspor Indonesia Timur untuk melahirkan pelaku UMKM yang dapat menembus pasar ekspor, terutama dari wilayah Indonesia Timur.

Dalam Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia” bekerja sama dengan Yayasan Business & Export Development Organization (BEDO), SETC melakukan berbagai upaya untuk membuka akses pasar dalam negeri maupun luar negeri. Setelah melalui proses seleksi, pendampingan, dan pelatihan, Sampoerna membawa Dekema, salah satu UMKM, untuk mengikuti pameran Trade Expo Indonesia 2023 di ICE BSD, Tangerang, Banten. Ini merupakan pengalaman pertama bagi pemilik Dekema, Marvio.

Marvio B. Pantas (28 tahun) adalah pemilik UMKM Dekema yang memiliki minat dalam pemberdayaan masyarakat. Dekemabertujuan untuk membantu petani asal Pulau Sangihe, salah satu pulau terluar Indonesia, dalam memasarkan produk mereka. Dekema, yang didirikan pada tahun 2021, kini telah menjadi salah satu Duta Ekspor Indonesia Timur yang mewakili Provinsi Sulawesi Utara.

Marvio menyatakan kebanggaannya sebagai UMKM dari pulau terluar yang dapat berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia 2023. Melalui ajang ini, dia berharap produk unggulan asal Sangihe seperti olahan pala, vanila, dan minyak kelapa dapat dikenal secara luas dan diekspor dengan nilai tambah bukan hanya sebagai bahan baku.

“Saya berharap melalui Trade Expo Indonesia bisa memperkenalkan produk kami di daerah sekaligus bisa membuka akses pasar berkenalan dengan buyer untuk ekspor,” ujar Marvio saat Trade Expo Indonesia 2023.

Dekema telah berhasil menjalin kemitraan dengan 50 petani di dua desa di Sangihe. Namun dari pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh SETC dan BEDO, Marvio menemui tiga tantangan dalam pemasaran produk komoditas asal Sulawesi Utara dan Sangihe, terutama dalam rangka meningkatkan kemampuan ekspor.

Pertama, banyak komoditas di desa tidak memiliki kualitas yang seragam sesuai dengan yang diminta oleh pembeli. Kedua, keberlanjutan produk karena mayoritas warga desa bekerja secara musiman. Ketiga, tantangan dalam hal transportasi untuk mengirimkan barang ke luar negeri.

Dekema sudah dipasarkan di Manado, khususnya komoditas seperti pala, vanila, dan minyak kelapa. Masyarakat bisa memesan produk Dekema melalui media sosial seperti Instagram @de_kema20. Saat ini, Dekema juga sedang mengembangkan produk baru seperti isotonik pala.

Marvio sangat berterima kasih atas pendampingan dan pelatihan yang diberikan oleh SETC dan berharap program ini bisa terus berlanjut, karena telah memberikan banyak bantuan bagi usahanya.

SETC sendiri adalah program pelatihan kewirausahaan yang sudah ada sejak tahun 2007. SETC memiliki fasilitas pelatihan yang terletak di Pasuruan, Jawa Timur dan telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 67.000 peserta dari seluruh Indonesia hingga akhir tahun 2022. Selain pelatihan, SETC juga menyediakan riset terapan, pendampingan dan jejaring pasar, konsultasi usaha, serta jejaring UMKM.

Sementara itu, BEDO adalah yayasan nirlaba yang berpusat di Bali dan fokus pada pendampingan dan pelatihan UMKM untuk ekspor.

Melalui kerjasama ini, Marvio dan Dekema berharap dapat terus mengembangkan usaha mereka dan membantu petani di Pulau Sangihe dalam memasarkan produknya ke pasar ekspor.