Warga memasang spanduk tuntutan janji perbaikan tanggul Kali Gunting di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, pada Jumat, 17 November 2023. (Foto: Gono Dwi Santoso/Suara Indonesia)
SUARA INDONESIA, JOMBANG – Kesal karena tanggul sungai kritis tak kunjung diperbaiki, sejumlah warga di Dusun Betek Utara, Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, memasang banner tuntutan di samping rumah dekat sungai Kali Gunting yang kondisi tanggulnya kritis, pada Jumat, 17 November 2023.
Pantauan di lokasi, terlihat sejumlah warga memasang banner dengan tulisan tuntutan “Kami Warga di Bantaran Sungai Kali Gunting (Desa Betek-Mojoagung) Kami Tidak Butuh Janji. Tapi Butuh Kepastian”.
Kodrat Sugianto, 53 tahun, salah seorang warga yang melakukan pemasangan banner, mengatakan bahwa kegiatan ini mereka lakukan untuk menagih janji. “Baik janji pemerintah daerah maupun BBWS. Karena setiap tahun hanya diberikan janji perbaikan tanggul, tapi sampai sekarang sudah musim hujan tidak ada realisasi,” ungkapnya.
Sugianto menunjukkan kondisi pekarangannya yang hanyut tergerus air dan tidak ada penanganan dari pemerintah. “Ini pekarangan rumah saya sudah hanyut enam meter sejak 2017 dan setiap tahun saya perbaiki sendiri,” terangnya.
Sugianto menyesalkan tindakan pemerintah yang dinilai mengabaikan tuntutan warga terdampak. Ia menyebut, setiap musim hujan mereka was-was karena air selalu menggerus tanggul Kali Gunting. “Setiap musim hujan kami tidak bisa tidur. Kami bahkan sering siaga memantau rumah kami, bahkan takut jika terjadi banjir dan longsor,” ucapnya.
Sugianto juga menunjukkan, dampak tanggul kritis tak hanya membuat pekarangan rumahnya hanyut, tapi juga membuat rumahnya retak. “Ini buktinya, karena fondasinya sudah hanyut, jadi mulai retak-retak,” pungkasnya.
M Arifin, 50 tahun, warga setempat mengakui bahwa ia bersama warga lainnya terpaksa memasang banner tuntutan karena sampai tahun ini tidak ada perbaikan. ”Sampai rumah saya seperti ini, sebagian sudah hanyut dan menggantung akibat tergerus air kalau hujan,” keluh Arifin.
Arifin juga menjelaskan bahwa sejak melaporkan pada 2017 lalu, sampai sekarang tidak ada langkah kongkret dari pemerintah. Ia pun sepakat bersama warga memasang banner agar lebih didengarkan pemerintah pusat. “Harapan kami, semoga segera didengarkan suara kami untuk menangani tanggul kritis yang ada di sepanjang Kali Gunting ini,” ujarnya.
Arifin menambahkan, setelah memasang banner, ada tiga petugas dari BBWS Brantas meninjau kembali lokasi titik tanggul kritis di rumahnya. Setelah meninjau, petugas tersebut menyampaikan bahwa akan ada penanganan tanggul kritis Kali Gunting pada 2024 mendatang. “Tadi disampaikan Pak Udin, petugas dari BBWS. Katanya akan ada perbaikan tahun depan. Untuk itu, akan kami kawal sampai terealisasi,” tandasnya. (*)