Pemkab Dorong Petani di Cilacap Tingkatkan Produksi Padi untuk Cukupi Kebutuhan Pangan
Acara rapat koordinasi (rakor) stabilisasi pasokan dan harga pangan di Gedung PKK Sumekar Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)
SUARA INDONESIA, CILACAP – Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan target produksi beras dari sebelumnya 31,5 juta ton menjadi 35 juta ton pada tahun 2024 untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Untuk itu, seluruh daerah diminta meningkatkan produksi padi, termasuk Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Pertanian mendorong para petani di kabupaten tersebut untuk meningkatkan produksi padi.
“Ke depan, produksi padi harus ditingkatkan karena target pada tahun 2024 lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 ini. Baik dari segi produksi maupun jenisnya,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Susilan saat diwawancarai dalam acara rakor stabilisasi pasokan dan harga pangan di Gedung PKK Sumekar Cilacap, Senin (27/11/2023).
Susilan menjelaskan bahwa kebutuhan pangan di masa mendatang semakin besar, sehingga produksi padi, khususnya di Cilacap, harus meningkat.
“Cilacap harus berkontribusi pada peningkatan produksi berbagai jenis pangan. Bukan hanya padi, tetapi juga jagung, kedelai, dan umbi-umbian. Ini yang terus kita perjuangkan karena target dari pusat cukup besar,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait harga beras di pasaran saat ini, terpantau telah stabil. “Sekarang sudah stabil dengan adanya operasi pasar dari Bulog. Namun, untuk komoditas lain seperti cabai, harganya saat ini cukup tinggi,” ungkap Susilan.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Pangan dan Perkebunan (Dispabun) Cilacap, Teguh Imam Purwanto, berharap agar beras yang ada di Cilacap tidak banyak keluar di masa mendatang.
“Dari gabungan kelompok tani (gapoktan) ada kontribusi untuk cadangan pemerintah melalui Bulog. Kemudian untuk alokasi dana desa 20 persen untuk ketahanan pangan. Sebab, Cilacap merupakan daerah yang surplus,” jelasnya.
Teguh juga mengingatkan agar para petani berhati-hati dan tidak menjual beras ke luar daerah. “Jangan sampai semua beras keluar karena beras merupakan barang bebas. Siapapun bisa membeli dan menjual karena Cilacap masih membutuhkan ketersediaan beras.”
Dia menambahkan, diharapkan cadangan beras pemerintah daerah cukup untuk memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Bulog. “Secara umum, Kabupaten Cilacap tidak mengalami kekurangan pangan, terutama beras, dan harganya juga bisa dijangkau oleh masyarakat,” tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Suara Indonesia
Pewarta: Satria Galih Saputra
Editor: Mahrus Sholih