Wakil Bupati Situbondo Meminta Pelajar SMP untuk Melawan Ketidakamanan, Karena Mempengaruhi Aspek Hidup

by -208 Views

Wakil Bupati Situbondo, Nyai Hj. Khoirani mengajak siswa-siswi SMP untuk melawan insecuritas (perasaan ragu, cemas, dan kurang percaya diri). Sebab insecuritas dapat mengganggu berbagai aspek hidup.

Hal tersebut disampaikan orang nomor dua di Kabupaten Situbondo ini saat menyampaikan sambutan dalam acara Seminar Peran Gen-Z Dalam Melawan Insecuritas, yang ditempatkan di Pendapo AryoSitubondo. Kamis (30/11/2023)

“Insecuritas sebenarnya hal yang normal. Tetapi ketika berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan mental. Oleh sebab itu, insecuritas ini harus kita lawan,” jelasnya.

Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Nyai Khoi ini menjelaskan, ada beberapa ciri orang yang mengalami insecuritas. Di antaranya rendah diri, menghindari hubungan dekat dengan orang lain, cemas berlebihan dan perfeksionis.

“Kondisi seperti ini bisa membuat orang itu cemas yang berlebihan, kehilangan percaya diri dan bisa menyebabkan ganguan mental. Seperti stres hingga depresi,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Situbondo, Imam Darmaji menjelaskan, seminar tersebut dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Anak Se-Dunia Tahun 2023.

“Untuk pesertanya adalah anak-anak yang masuk generasi Z yang terdiri dari siswa-siswi SMP se-Kabupaten Situbondo serta pendamping dengan total 100 peserta. Selain itu kita mendatangkan narasumber, yakni Dr. Arie Cahyono, S.STP., M.Si,” ujarnya

Kata Imam Darmaji, Gen Z artinya generasi yang lahir di atas tahun 2000 an, jadi ada keraguan di Gen Z ini agar bagaimana untuk mencapai tujuannya di masa yang akan datang. Ini disebut insecuritas adanya ketidak percayaan, ada rasa takut, dan ada rasa cemas, sehingga bagaimana kondisi anak Gen Z dalam menghadapi kehidupannya di masa yang akan datang.

“Oleh karena itu, Gen Z sebagai generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang harus diberi keyakinan dan diberi insecuritas, sehingga mereka yakin bahwa dengan apa yang dimiliki, baik kelebihan dan kekurangannya mereka harus mampu menghadapi masa depannya yang sekitar kurang lebih 20 tahun ke depan lagi,” ujarnya

Kata Imam, sapaan akrabnya, ada beberapa hal anak-anak ini ragu di masa depannya, pernah ada trauma di masa kecilnya. Ada salah pola asuh pada waktu dia kecil, ada target yang dibebankan oleh orang tuanya yang terlalu tinggi, sehingga ini juga membuat anak-anak Gen Z menjadi bimbang.

“Sehingga apa yang menjadi target keinginan dari orang tuanya yang berat tersebut, apakah akan bisa dicapai dengan kondisi yang saat ini,” jelasnya.

Sambung Imam, termasuk bullying dan segala macamnya, ini merupakan bagian perjalanan hidup yang memang terjadi di generasi muda kita. Oleh karena itu, perlu ada penguatan dari segi mental terutama dari segi kepribadian dengan berbagai cara, misalnya kita memberikan penyuluhan di sekolah-sekolah dan meyakinkan mereka bahwa mereka punya kemampuan, kemandirian yang bisa dilakukan untuk bisa mencapai generasinya, pungkas Imam Darmaji. ( Syam)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta: Syamsuri
Editor: Imam Hairon