Menurut banyak ahli, termasuk prediksi dari Bappenas, Indonesia memiliki waktu 13 tahun sejak 2023 untuk keluar dari jebakan perangkap negara menengah atau middle income trap. Dalam 13 tahun ke depan, ekonomi Indonesia harus tumbuh dengan cepat di atas 6%, sebuah tantangan yang sangat berat karena jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia yang hanya 2%. Selain itu, tantangan global juga semakin berat dengan adanya perang, perubahan iklim, dan krisis pangan.
Perubahan Iklim
Pada bulan September 2023, tercatat sebagai bulan September terpanas dalam sejarah bumi. Peningkatan suhu bumi ini disebabkan oleh aktivitas manusia sejak era industrialisasi di tahun 1760an, yang meningkatkan konsentrasi karbon dioksida dan gas rumah kaca (GRK) lainnya di udara. Untuk menghadapi hal ini, Indonesia telah melakukan beberapa langkah, seperti menghentikan pembangunan PLTU baru, melakukan pensiun dini untuk PLTU lama, memberikan insentif untuk mobil dan motor listrik, serta membangun pembangkit listrik dari energi terbarukan. Namun, upaya dunia untuk mencapai nol emisi GRK belum optimal, dan dampak dari perubahan iklim telah dirasakan di Indonesia.
Konflik Bersenjata di Ukraina dan di Palestina
Pada tahun 2022, terjadi konflik bersenjata terbesar di wilayah Eropa antara Russia dan Ukraina. Konflik ini menyebabkan gangguan dalam produksi pangan, energi, dan pupuk di dunia. Hal ini berdampak pada kenaikan harga pangan dan harga energi, serta memaksa negara-negara seperti Indonesia untuk mencari sumber pasokan pangan dan energi dari negara lain.
Sumber: https://prabowosubianto.com/tantangan-strategis-global/