Maraknya Kasus Bunuh Diri di Malang, Psikolog di RSJ Lawang Menyebutkan Bahwa Para Pelaku Membutuhkan Dukungan Sistem

by -690 Views

Baru-baru ini, kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri telah menjadi isu yang hangat di kalangan masyarakat, terutama di Malang, Jawa Timur.

Salah satunya adalah kasus mahasiswi Universitas Brawijaya (UB) yang loncat dari Lantai 12 Gedung Fakultas Ilmu Komputer pada tanggal 14 Desember 2023. Selain itu, terdapat juga kasus seorang pria yang ditemukan gantung diri di Kebun Jeruk Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, pada tanggal 16 Desember 2023.

Dalam kurun waktu Januari 2021 hingga 2023, Satreskrim Polres Malang mencatat sebanyak 43 kasus bunuh diri. Dari jumlah tersebut, kasus bunuh diri di Kabupaten Malang didominasi oleh usia dewasa. Pada tahun 2021 terdapat 16 kasus, di tahun 2022 terdapat 22 kasus, dan di tahun 2023 terdapat 5 kasus. Mayoritas korban berusia 41 hingga 50 tahun.

Psikolog RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, Kabupaten Malang, Daisy Prawitasari Poegoeh menyatakan bahwa untuk mencegah kejadian bunuh diri, diperlukan dukungan dari orang terdekat. Ini karena mayoritas kasus bunuh diri disebabkan oleh depresi dan kekurangan tempat untuk bercerita. Oleh karena itu, orang terdekat memiliki peran penting sebagai support system untuk memberikan dukungan pada orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri.

Lebih lanjut, Daisy juga menyebut bahwa mayoritas orang yang mengalami depresi sulit menerima masukan terkait kesehatan mental, sehingga peran orang terdekat sangat penting untuk memberikan pemahaman melalui pendekatan emosional agar orang tersebut bisa keluar dari depresi.

Artikel ini disadur dari SUARA INDONESIA.