Cao Cao adalah seorang pemimpin yang sangat brilian. Dia selalu memimpin pasukannya dari garis depan dalam setiap pertempuran karena keahliannya dalam bela diri dan strategi perang. Kepemimpinannya didasarkan pada loyalitas kepada pasukannya, yang membuat para prajuritnya rela mati untuknya. Cao Cao memiliki cita-cita yang tinggi, yaitu menyatukan kembali Tiongkok yang terpecah. Selain itu, dia juga loyal kepada Kaisar Tiongkok dan anak buahnya.
Masa “Tiga Kerajaan” di Tiongkok dianggap sebagai masa yang sangat signifikan dan menarik dalam sejarah Tiongkok. Masa ini dimulai dengan melemahnya Dinasti Han pada tahun 180-an Masehi, yang menyebabkan kerusuhan di seluruh Tiongkok.
Dalam kekacauan dan peperangan tersebut, tokoh-tokoh pemimpin yang kuat bermunculan, salah satunya adalah Cao Cao. Dia dikenal karena memerintahkan anak buahnya untuk menegakkan hukum dengan adil, tanpa pandang bulu. Hal ini membuat dia dianggap berbahaya oleh para pemimpin lainnya, namun juga diakui kekuatannya.
Cao Cao mendapat perlawanan dari beberapa pihak, termasuk Jenderal Dong Zhuo, namun ia berhasil membentuk koalisi dengan gubernur dan pimpinan daerah lainnya untuk melawan Dong Zhuo. Setelah masa kekacauan tersebut, Cao Cao berhasil mengambil alih beberapa wilayah penting dan menyelamatkan Kaisar Xian.
Meskipun ia berusaha untuk menyatukan kembali Tiongkok, Cao Cao meninggal sebelum bisa mewujudkan cita-citanya. Dia meninggalkan kepemimpinan yang sangat menginspirasi, di mana keahliannya dalam bela diri dan strategi perang, serta loyalitasnya terhadap pasukannya, menjadi kunci utama dalam kepemimpinannya.