MWCNU Giliraja Menggelar Salat Istisqa, Selain Minta Hujan Juga Ajak Warga untuk Merenungkan Tindakan Keseharian mereka

by -1130 Views
MWCNU Giliraja Menggelar Salat Istisqa, Selain Minta Hujan Juga Ajak Warga untuk Merenungkan Tindakan Keseharian mereka

MWC NU Giliraja menggelar salat Istisqa di Lapangan Samudera, Desa Banbaru, Pulau Giliraja, Sumenep, Jawa Timur. (Foto: Istimewa) SUARA INDONESIA, SUMENEP- Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Giliraja menggelar salat Istisqa di Lapangan Samudera, Desa Banbaru, Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (22/12/2023) pagi. Salat Istisqa ini diikuti oleh sekitar 500 warga NU Giliraja. Mustasyar MWC NU Giliraja Kiai Subhan Khatib menjelaskan, salat Istisqa ini bukan sekadar dalam rangka memohon agar hujan segera turun hujan. Lebih dari itu, juga momentum merefleksikan diri atas segala tingkah laku keseharian masyarakat Giliraja. “Kita harus sadar bahwa kita telah banyak melakukan maksiat. Mari kita bertaubat dan menyesal atas kesalahan yang telah kita perbuat,” ungkap kiai Subhan dalam khotbahnya, Jumat (22/12/2023). Akhir-akhir ini, ucap kiai Subhan, sudah banyak umat manusia yang secara terang-terangan melakukan perbuatan dosa. Ada yang mabuk-mabukan, terjebak judi online dan maksiat lainnya. “Itu semua sudah pasti menjadi penghalang turunnya rahmat Allah, termasuk terhalang turunnya hujan,” terangnya. Beberapa tahun yang lalu, tegas kiai Subhan, Pulau Giliraja ini telah dideklarasikan sebagai “Pulau Selawat”. “Oleh karena itu, kita harus mewujudkan cita-cita mulia bersama itu dengan istikamah membaca selawat dan istighfar,” imbuhnya. Pada kesempatan yang sama, Ketua MWCNU Giliraja kiai Ach. Fauzan mengimbau kepada seluruh warga Giliraja agar bersama-sama merawat Pulau Giliraja dengan cara melakukan kemaslahatan, baik di darat ataupun di laut. “Sudah sepantasnya sadar dan mawas diri. Apapun yang menimpa kita, semuanya karena ulah perbuatan kita,” ujar kiai Fauzan. Oleh karena itu, tambah kiai Fauzan, semua pihak hendaknya introspeksi. “Kalau misalnya rahmat berupa hujan ini sangat minim di Giliraja, ini merupakan teguran agar kita saling mengingatkan untuk semakin dekat dengan sang Pencipta,” pungkasnya. Pantauan Suara Indonesia Sumenep dan penuturan beberapa warga Giliraja, seminggu lebih Giliraja tak diguyur hujan dan tanaman jagung banyak yang sudah mengering. Para petani diperkirakan akan menanam lagi karena faktor hujan yang minim. Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA Pewarta: Wildan Mukhlishah Sy Editor: Mahrus Sholih