Letnan Jenderal KKO Ali Sadikin, yang Kini Telah Purna Tugas

by -734 Views
Letnan Jenderal KKO Ali Sadikin, yang Kini Telah Purna Tugas

Letnan Jenderal KKO (Purn.) Ali Sadikin adalah sosok militer yang sangat mencolok dan terkenal pada masanya. Dia merupakan tokoh Marinir dan tokoh Angkatan Laut Indonesia yang sangat dihormati. Dia sangat mencolok ketika pasukan Marinir Indonesia masih dikenal sebagai Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL).

Pak Ali Sadikin terkenal sebagai seorang perwira pertempuran yang sangat berani dan karismatik. Nama beliau menjadi terkenal di seluruh negeri ketika beliau memimpin sebuah batalyon dengan pangkat kapten pada usia muda 26 tahun.

Beliau terlibat dalam pendaratan KKO di Minahasa, Sulawesi Utara dalam operasi penumpasan Permesta. Di sana, pasukan KKO melakukan pendaratan amfibi di luar Kota Manado. Kemudian batalyon yang dipimpin Ali Sadikin berhasil menjadi pelopor dalam perebutan Kota Manado dari pihak Permesta. Waktunya kurang lebih bersamaan dengan operasi RPKAD yang terjun dan merebut lapangan terbang Mapanget, sekarang namanya Bandara Sam Ratulangi.

Setelah Kota Manado direbut oleh pasukan TNI, tahap selanjutnya adalah gerakan TNI untuk menuju dan merebut kedudukan- kedudukan Permesta di kedalaman Minahasa. Untuk masuk ke kedalaman Minahasa dari Kota Manado, pasukan TNI harus naik ke sebuah ketinggian. Jalan satu-satunya menuju Minahasa tengah adalah melalui Kinilow. Jika naik mobil, kurang lebih 45 menit dari Kota Manado.

Di Kinilow, ada jalan yang berbentuk S yang terkenal – kira- kira di kaki Gunung Lokon. Di situlah pasukan TNI bergantian berusaha menembus pertahanan Permesta namun tidak berhasil. Setelah banyak pasukan berusaha dan gagal menembus Kinilow, pasukan Ali Sadikin diminta untuk ikut menyerang. Pasukan Ali Sadikin berhasil karena melewati jalur-jalur tikus untuk melambungi daerah-daerah kritis, dan menyerang pasukan Permesta dari belakang. Dengan demikian pasukan Ali Sadikin berhasil merebut letter S Kinilow sehingga pasukan TNI seluruhnya dapat maju dengan cepat merebut Tomohon dan kedudukan-kedudukan Permesta.

Atas prestasi Ali Sadikin itulah dia dinaikkan pangkat menjadi mayor. Setelah itu, berbagai prestasi-prestasi dalam medan pertempuran membuat Ali Sadikin menjadi Brigadir Jenderal KKO termuda pada saat itu. Dia dikenal sebagai ‘the boy general’, menjadi Jenderal KKO di usia 35 tahun.

Saking cemerlangnya, beliau menjadi salah satu favoritnya Bung Karno. Dalam perjalanan kariernya ia sempat menjadi komandan KKO, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut, Menteri Koordinator Kompartemen Maritim, dan menjadi Gubernur DKI.

Saya berkenalan dengan Pak Ali Sadikin pada saat beliau Gubernur DKI. Bapak saya Profesor Soemitro waktu itu ada di kabinetnya Pak Harto sebagai Menteri Perdagangan. Ali Sadikin dan bapak saya kawan akrab. Mereka sering makan siang bersama bergantian. Satu minggu di kantor Gubernur DKI, satu minggu di kantor Menteri Perdagangan.

Di situlah saya mendengar bahwa Pak Ali Sadikin, Pak Mitro, Pak Muhammad Jusuf, dan Pak Ibnu Sutowo (Direktur Utama Pertamina), waktu itu menjadi suatu kelompok perkawanan dalam pemerintah. Mereka berempat punya pandangan yang sama yaitu pandangan nasionalis, secara ekonomi ingin berdiri di atas kaki sendiri, dan ingin menegakkan ekonomi kerakyatan. Meskipun berasal dari aliran politik yang berbeda, namun mereka punya orientasi yang sama, yakni Indonesia yang kuat, Indonesia yang berdiri di atas kaki kita sendiri.

Sumber: https://prabowosubianto.com/letnan-jenderal-kko-purn-ali-sadikin/

Source link