Amrizal
– 21 Januari 2024 | 15:01 – Dibaca 96 kali
Tampak alat berat milik Pemkab Sidoarjo, saat normalisasi sungai untuk cegah banjir. (Foto: Rizal/Suara Indonesia)
SUARA INDONESIA, SIDOARJO – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terus mengintensifkan upaya pencegahan banjir di wilayahnya.
Selain menyiagakan rumah pompa 24 jam, Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, juga terus lakukan upaya normalisasi 11 sungai yang diidentifikasi sebagai titik rawan banjir.
Sungai-sungai tersebut termasuk dam Dungus, dam Kepuh Kemiri, saluran sekunder Karang Tanjung, avur Kemendung Sidodadi, saluran dekat Museum Empu Tantular, anak avur Buntung Desa Sidodadi Taman.
Kemudian, sungai avur Gedangrowo Desa Banjarpanji, saluran sekunder Pagerwojo Desa Karangtanjung, saluran sekunder Desa Candi Pari, saluran sekunder Ketawang Desa Jumputrejo, dan dam Pejarakan.
“Normalisasi sungai ini merupakan langkah strategis dalam mencegah banjir, terutama di titik rawan banjir,” ujar Mudhlor.
Selain itu, ia juga berharap dapat memberikan perlindungan maksimal terhadap potensi bencana banjir di daerah ini.
Gus Muhdlor, sapaan akrab Bupati Sidoarjo tersebut, juga mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah di sungai.
“Mari kita jaga bersama-sama sungai kita. Seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah ikut berperan dalam menjaga dan merawat sungainya masing-masing untuk mencegah banjir,” terangnya.
Sementara, Kepala Bidang Ketahanan Drainase Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Kabupaten Sidoarjo, Wahib Achmadi menjelaskan, pekerjaan normalisasi mencakup pembersihan sungai, perbaikan tanggul, dan pengaturan alur sungai untuk memastikan aliran air yang lancar dan terkendali.
“Kami melakukan normalisasi dengan membersihkan enceng gondong dan melakukan penggalian sungai dengan kedalaman 0.5 meter hingga 1 meter,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Amrizal |
Editor | : Mahrus Sholih |