Festival Ketupat di Pemalang Diinginkan Menjadi Daya Tarik Bagi Wisatawan

by -2537 Views
Festival Ketupat di Pemalang Diinginkan Menjadi Daya Tarik Bagi Wisatawan
Berita
Festival Ketupat Pemalang Diharapkan Jadi Daya Tarik Wisatawan

Ilustrasi gunungan ketupat. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, PEMALANG – Tradisi Lebaran Ketupat atau Syawalan bagi masyarakat di pesisir utara Jawa, seperti Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, merupakan pelaksanaan perayaan Lebaran sepekan atau lebih setelah Idul Fitri.

Ketupat yang disebut sebagai kupat oleh masyarakat setempat, adalah hidangan wajib yang disediakan warga untuk merayakan Lebaran ini.

Dinas Pariwisata Kabupaten Pemalang terkait dengan pelaksanaan perayaan Syawalan akan memamerkan sekitar 30 ribu ketupat dalam Festival Gunungan Ketupat.

Pembuat kuliner tradisional yang terbuat dari beras yang dibungkus daun kelapa ini, salah satunya adalah Ari Wibowo (35). Ia cukup terkenal sebagai pembuat ketupat di Pemalang. Pemuda berusia 35 tahun itu tinggal di Desa Tegalsari Barat, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang.

Ari mengaku baru dua tahun terlibat dalam usaha pembuatan makanan khas Lebaran ini. Namun, sudah banyak pesanan yang mengalir. “Di luar hari Lebaran, saya biasanya menerima pesanan pembuatan ketupat dari para pedagang soto, bakso, dan pedagang gulai kambing,” katanya.

Untuk Lebaran Ketupat tahun ini, ia bersama keluarganya mendapatkan pesanan puluhan ribu ketupat matang dari Dinas Pariwisata Kabupaten Pemalang. “Alhamdulillah, mendapat pesanan sekitar 10 ribu ketupat matang untuk acara festival,” katanya, Sabtu (20/4/2024).

Ada 15 ribu ketupat yang dipesan oleh pedagang dan instansi pada perayaan Syawalan dengan harga Rp 3.500 per biji ketupat matang.

Menurut Ari, bahan pembungkus ketupat berupa janur ia dapatkan dari Kota Purbalingga. Selain karena kualitas janur Purbalingga yang lebih baik, kelangkaan daun kelapa berwarna hijau muda juga menjadi salah satu alasan.

Untuk pembuatan puluhan ribu ketupat pesanan itu, Ari menggunakan beberapa kuintal beras. Dengan teknik penggunaan bahan bakar kayu jati untuk merebus ketupat hingga matang selama dua hari dua malam untuk menjaga rasa dan tekstur ketupat.

Hanya dengan harga Rp 3.500 per biji, Ari mendapat pesanan tidak hanya dari Pemalang tetapi juga dari pedagang di luar kota karena ketupat buatannya terkenal kenyal dan padat. (*)

ยป Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Ragil Surono
Editor : Mahrus Sholih