Puluhan Ribu Warga Israel Menggelar Protes, Meminta Pemilu Baru dan Pengembalian Sandera

by -504 Views
Puluhan Ribu Warga Israel Menggelar Protes, Meminta Pemilu Baru dan Pengembalian Sandera

Aditya
24 Juni 2024 | 22:06 Dibaca 73 kali

News
Puluhan Ribu Warga Israel Protes, Tuntut Pemilu Baru dan Pengembalian Sandera

Puluhan ribu warga Israel menggelar aksi protes. (VOA INDONESIA)

SUARA INDONESIA, JAKARTA – Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv pada Sabtu, 22 Juni 2024, untuk menentang pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Aksi ini menuntut diadakannya pemilihan umum baru dan pengembalian sandera yang ditahan di Gaza oleh kelompok militan Hamas.

Unjuk rasa ini merupakan bagian dari protes rutin yang sering digelar setiap minggu sebagai respons terhadap cara Netanyahu menangani perang yang telah berlangsung selama hampir sembilan bulan di Gaza.

Para demonstran yang mengibarkan bendera Israel dan meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah, mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan Netanyahu.

Banyak dari mereka membawa poster dengan tulisan “Menteri Kriminal” dan “Hentikan Perang” sambil memenuhi jalan-jalan utama di Tel Aviv, kota terbesar di Israel.

“Saya di sini karena saya takut dengan masa depan cucu saya. Tidak akan ada masa depan bagi mereka jika kita tidak keluar dan menyingkirkan pemerintahan yang buruk ini,” kata Shai Erel, seorang kontraktor berusia 66 tahun yang ikut serta dalam protes tersebut.

Selain itu, beberapa pengunjuk rasa melakukan aksi teatrikal dengan berbaring di tanah dan melumuri tubuh mereka dengan cat merah di Lapangan Demokrasi.

Aksi ini dimaksudkan untuk memprotes apa yang mereka sebut sebagai matinya demokrasi di bawah pemerintahan Netanyahu.

Yuval Diskin, mantan kepala badan keamanan dalam negeri Israel Shin Bet, dalam pidatonya di hadapan massa demonstran, menyebut Netanyahu sebagai “perdana menteri terburuk” dalam sejarah Israel.

Kritik ini mencerminkan frustrasi yang meluas di kalangan warga Israel terhadap pemerintahan saat ini.

Koalisi sayap kanan yang dipimpin oleh Netanyahu, termasuk Menteri Keamanan Itamar Ben Gvir dan kelompok ultra-nasionalis lainnya, dianggap oleh banyak demonstran sebagai pihak yang memperpanjang konflik di Gaza dan mengancam keamanan negara serta nyawa para sandera.

Organisasi protes anti-pemerintah Hofshi Israel memperkirakan lebih dari 150.000 orang mengikuti demonstrasi ini, menjadikannya sebagai demonstrasi terbesar sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu.

Jumlah ini menunjukkan tingginya tingkat ketidakpuasan dan keinginan untuk perubahan di kalangan masyarakat Israel.

Protes besar-besaran yang terus berlangsung di Israel menunjukkan betapa dalamnya ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan Benjamin Netanyahu.

Dengan tuntutan untuk pemilihan umum baru dan pengembalian sandera, demonstran berharap dapat membawa perubahan signifikan dalam politik Israel.

Situasi ini mencerminkan ketegangan yang terus meningkat di negara tersebut, yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. (*)

ยป Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Aditya
Editor : Mahrus Sholih