Zulkifli
– 07 Juli 2024 | 20:07 – Dibaca 1.10k kali
Ilustrasi keran mampet. (Foto: Istimewa)
SUARA INDONESIA, IDI – Para Atlet yang bertanding di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) XVII Aceh di Kabupaten Aceh Timur, mengalami krisis air bersih. Padahal sebelumnya, panitia pelaksana mengklaim telah bekerja sama dengan PDAM Tirta Peusada sebagai penyedia dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang mendistribusikan kepada para atlet.
“Untuk kebutuhan air bersih para atlet, kami telah bekerjasama dengan Tirta Peusada sebagai penyedia dan BPBD yang menyediakan armada angkutan. Insyaallah, kebutuhan air bersih tidak akan terhambat,” ujar Syahril dalam kegiatan diskusi publik bersama mahasiswa pada 27 Juni lalu.
Namun, setelah para atlet berdatangan dari berbagai daerah di Aceh, langsung disambut dengan kekurangan air bersih. Banyak atlet yang menumpang di rumah warga, meunasah dan masjid terdekat dengan penginapan mereka, hanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut.
Atas sengkarut ketersediaan air bersih ini, para pemangku kepentingan rupanya saling menyalahkan. Mereka juga saling lempar tanggung jawab atas masalah tersebut. Padahal, di awal sudah ada pembagian tugas, serta tanggung jawab masing-masing demi menyukseskan Popda XVII Aceh di Kabupaten Aceh Timur ini.
Direktur PDAM Tirta Peusada, Iskandar mengaku tidak ada kendala dalam penyediaan air bersih. Terdapat dua hidran umum di areal pusat Kantor Pemerintahan Timur yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih para atlet, selama Popda berlangsung.
“Dalam rapat pembentukan panitia, Perumdam Tirta Peusada menyediakan hidran umum untuk pengambilan air dengan mobil tangki. Ada dua unit hidran umum di areal kantor pemerintahan Aceh Timur. Masalah untuk suplai, menggunakan mobil tangki ke pondok bukan dari kami. Karena kami tidak mempunyai mobil tangki,” ujar Iskandar kepada wartawan, Minggu (7/7/2024).
Iskandar juga mengaku, PDAM Tirta Peusada melakukan pengolahan air bersih selama 21 jam per hari. “Kami kontinu distribusi air selama 21 jam per hari, karena WTP pengolahan dan mesin kami perlu istirahat. Sistem pengolahan yang ada di Perumdam sangat ketergantungan dengan listrik. Urat nadi pengolahan kami ada pada PLN,” katanya.
Saat ditanya apakah ada kendala dengan listrik dalam beberapa hari ini, Iskandar mengungkapkan, dua hari yang lalu ada pemadaman listrik selama dua jam di Kecamatan Peureulak, Sabtu 6 Juni 2024 di Ranto Peureulak.
Saat ditelusuri lebih lanjut, salah seorang petugas BPBD Aceh Timur yang bertanggung jawab untuk mengangkut air bersih bagi para atlet mengungkapkan, dia bersama lima armada lainnya telah menunggu air di hidran PDAM sejak pagi. Namun air bersih tersebut baru tersedia sekitar pukul 14.00 WIB.
“Kami sudah berada di hidran ini sejak tadi pagi sekitar pukul 10 WIB, tetapi air belum tersedia. Apa yang mau kami angkut? Air baru tersedia sekitar pukul 14.00 WIB dan kami langsung menjalankan tugas,” kata salah seorang sopir mobil tangki dari BPBD Aceh Timur.
Menurutnya, pihak PDAM hanya bisa melimpahkan kesalahan kepada pihak lain, namun tidak mengevaluasi kinerja mereka sendiri.
“Di saat ada yang komplain, kami para armada yang disalahkan. Sementara PDAM sampai sekarang belum menghidupkan air. Paling nanti sekitar pukul 15.00 dihidupkan sebentar. Setelah itu mati lagi,” sanggahnya. (*)
ยป Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Zulkifli |
Editor | : Mahrus Sholih |