The Leadership of Indonesian National Leader Raden Panji Muhammad Noer

by -41 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I]

Salah satu hal yang saya pelajari tentang kepemimpinan dari Cak Noer dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat singkat yang beliau sampaikan langsung kepada saya: ‘Prabowo, tugas seorang pemimpin sangat sederhana. Seorang pemimpin harus bekerja agar orang miskin dan yang terlantar bisa tertawa’.

Logikanya sederhana: jika orang miskin dalam keadaan kekurangan, tapi mereka bisa tertawa, maka itu berarti mereka percaya bahwa ada harapan. Mereka berharap bahwa seorang pemimpin dapat mengatasi kesulitan. Itulah tugas seorang pemimpin, menurut Cak Noer. Saya anggap itu sebagai hal yang bijaksana dan mendasar yang tidak akan pernah saya lupakan.

Tugas seorang pemimpin adalah bekerja agar orang miskin, yang terlantar, dan yang lemah bisa bahagia. Ketika seseorang tertawa, itu berarti dia bahagia. ‘Seorang pemimpin harus bekerja agar orang miskin dan yang terlantar bisa tertawa’. Hikmah Cak Noer sekarang menjadi filosofi kepemimpinan saya.

Pak Mohammad Noer lebih dikenal sebagai Cak Noer. Saya hanya mengenalnya setelah dia pensiun. Saya bertemu dengannya secara singkat ketika beliau menjadi duta besar untuk Prancis. Kemudian saya berkesempatan untuk berbicara lebih dalam dengannya setelah dia pensiun dan kembali ke Surabaya.

Sebagai Gubernur Jawa Timur, beliau dikenal dekat dengan rakyatnya. Saya merasa perlu untuk berdiskusi dengan beliau ketika saya menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Barangkali beliau tahu bahwa saya juga sangat peduli dengan keadaan pertanian dan nasib petani di Indonesia. Beliau menerima tawaran saya untuk memberikan paparan dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh HKTI di Surabaya. Lalu, saya memiliki beberapa percakapan dengan beliau.

Banyak pandangannya mengenai pembangunan ekonomi pedesaan, serta mengenai ekonomi rakyat, sejalan dengan pandangan saya. Kami yakin bahwa Indonesia bisa mandiri dan bahwa harus mandiri. Kami berdua ingin memberikan pendapatan yang lebih baik kepada petani, yang sangat penting bagi ketahanan pangan dan kemandirian bangsa.

Dari banyak ceritanya, ada beberapa poin menarik yang perlu dicatat. Pertama, beliau mengatakan bahwa ia sering membawa semua staf inti untuk melakukan perjalanan dari desa ke desa. Beliau mengatakan bahwa ia sering melakukan pertemuan di balai desa, balai kecamatan, dan balai kabupaten. Sekali sebulan, beliau akan bekerja di luar ibukota selama dua hingga tiga minggu dan bekerja di kantor desa dan kecamatan. Itulah cara beliau bisa mengamati dan mendengarkan masalah yang dihadapi masyarakat.

Salah satu pelajaran kepemimpinan yang diajarkan kepada saya adalah sebuah kalimat sederhana. Beliau mengatakan kepada saya: ‘Tugas seorang pemimpin yang baik sangat sederhana. Seorang pemimpin harus menciptakan kondisi agar rakyatnya bisa tersenyum.’ Bahasa Jawa-nya: yen wong cilik iso gemuyu. Seorang pemimpin harus bekerja agar orang kecil (orang miskin) harus bisa tersenyum.

Ini memiliki makna besar bagiku. Jika orang miskin bisa tersenyum, mereka sedang dalam proses mengatasi kemiskinan. Itu berarti mereka memiliki cukup untuk makan, dan anak-anak mereka bisa bersekolah dan mendapatkan layanan kesehatan tanpa biaya. Jadi meskipun kalimatnya singkat, maknanya memiliki dampak yang sangat besar dan dalam bagi saya. Itu adalah moto saya dalam semua kampanye politik saya. Saya akan bekerja agar rakyat Indonesia bisa tersenyum. Khususnya orang miskin.

Source link