Petani di Banjarnegara, Jawa Tengah, menghadapi tantangan serius akibat lonjakan harga cabai di pasar tradisional yang tidak sebanding dengan kerugian yang mereka alami. Meskipun harga cabai terus melonjak hingga mencapai Rp100 ribu per kilogram, petani di Desa Petir, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara justru merugi akibat gagal panen yang dipicu oleh hujan berkepanjangan dan serangan hama yang merusak tanaman cabai mereka. Petani seperti Subur mengalami kerugian besar karena sebagian besar tanaman cabai yang dimilikinya telah rusak, menyebabkan hasil panen yang sangat minim.
Dilema ini semakin diperparah dengan biaya perawatan tanaman yang tinggi, mencapai Rp10 juta untuk 3.000 batang tanaman cabai. Meskipun harga cabai merah keriting di pasar Banjarnegara terus melonjak, petani tetap terancam merugi karena hasil panen yang jauh berkurang. Petani seperti Sutrisno juga merasakan dampak gagal panen, yang dirasakan hampir oleh 70 persen petani cabai di Desa Petir.
Para petani berharap pemerintah segera memberikan solusi atas permasalahan ini, baik dengan memberikan bantuan teknis untuk menangani hama maupun dukungan finansial untuk meringankan beban biaya produksi. Lonjakan harga cabai yang tidak diikuti dengan kesejahteraan petani menjadi sorotan penting yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Kasus ini sedang menjadi isu hangat yang perlu mendapat penanganan yang cepat dan efektif.