Kemandirian Antariksa dan Pengaruhnya terhadap Kebijakan Energi

by -46 Views

Sejak awal Perang Dunia hingga Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet bersaing sebagai kekuatan super global, tidak melalui peperangan militer secara langsung, tetapi melalui perlombaan teknologi. Persaingan ini melibatkan pengembangan peralatan militer canggih, pesawat modern, dan senjata nuklir.

Namun, fokus persaingan yang paling menarik adalah dominasi angkasa. Mulai dari suksesnya Uni Soviet mengirimkan manusia pertama ke ruang angkasa, hingga pencapaian Amerika Serikat mendaratkan manusia di bulan.

Sejak misi terakhir di bulan pada tahun 1972, eksplorasi manusia di angkasa tampaknya berhenti tidak karena tidak mampu, tetapi lebih disebabkan oleh biaya yang sangat tinggi untuk mencapai angkasa. Sampai saat ini, manusia belum banyak melewati orbit bumi atau kembali ke bulan.

Akan tetapi, kemajuan ini tidak menghentikan prestasi manusia. Di era ini, kita telah menciptakan teknologi yang lebih mutakhir untuk mengobservasi angkasa lebih detail. Eksplorasi dilakukan melalui drone dan satelit di berbagai planet dalam tata surya kita serta rover drone di planet Mars.

Meskipun begitu, semua pencapaian ini masih didominasi oleh beberapa negara saja, padahal sebagai umat manusia, kita memiliki tujuan yang sama. Dengan adanya teknologi baru ini, banyak negara kini dapat memulai “program angkasa” mereka sendiri, memicu “perlombaan antariksa” (Space Race) baru. Persoalan tentang siapa yang mampu mencapai dan mengelola sumber daya serta wilayah di angkasa menjadi isu penting yang turut dibahas dalam kesempatan ini.

Diskusi publik CIReS LPPSP FISIP UI dengan tema “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” telah sukses diselenggarakan pada Selasa, 27 Mei 2025, pukul 13.30 – 16.30 WIB, di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI Depok. Acara ini dihadiri oleh Prof. Thomas Djamaluddin (BRIN RI) sebagai Pembicara Utama dan sejumlah pembicara terkemuka dari berbagai sektor.

Prof. Thomas Djamaluddin memulai paparannya dengan fokus pada tema utama acara, “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global.” Ia memperkenalkan tiga pertanyaan utama yang menjadi dasar diskusi mendalam: (1) bagaimana perkembangan keantariksaan Indonesia dari sisi aset, penyelenggaraan, dan kerja sama antariksa; (2) apa saja kendala utama dalam pengembangan lembaga antariksa di Indonesia; dan (3) bagaimana perkembangan keantariksaan Indonesia dibandingkan dengan negara lain.

Selama diskusi, Prof. Thomas Djamaluddin menjelaskan beberapa tonggak penting dalam aktivitas keantariksaan di Indonesia. Mulai dari pembentukan Aerospace Council Lapan pada era 1960-an hingga 1970-an, hingga kerja sama dalam teknologi antariksa. Perkembangan berlanjut pada periode 1970-an hingga 1990-an dengan pembangunan stasiun bumi satelit pertama dan eksperimen teknologi antariksa.

Selanjutnya, fokus pada periode 1990-an hingga 2000-an adalah pada stasiun bumi untuk penerimaan data satelit, TT&C (Telemetry, Tracking, and Command), serta telekomunikasi dan data satelit. Terakhir, dari tahun 2000 hingga 2012, Indonesia mulai aktif dalam pengembangan satelit, perumusan kebijakan antariksa, dan komitmen nasional terhadap produk antariksa.

Narasumber lain juga menjelaskan bahwa program Antariksa Indonesia masih menghadapi tantangan kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman mengenai pentingnya sektor antariksa, sehingga perlu upaya pendidikan yang lebih kuat untuk generasi berikutnya.

Dari seluruh diskusi, menjadi jelas bahwa kemandirian antariksa Indonesia adalah hal yang wajib dan memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Baik pemerintah maupun masyarakat perlu meningkatkan pemahaman akan pentingnya sektor antariksa. Dengan demikian, diharapkan generasi mendatang akan lebih siap dan sadar untuk ikut serta mewujudkan impian Indonesia di ranah antariksa, membawa bangsa ini bersaing dalam era baru perlombaan antariksa global.

Sumber: Kemandirian Antariksa Dan RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional: Strategi Indonesia Hadapi Era Baru Perlombaan Antariksa
Sumber: Kemandirian Antariksa, Era Baru Perang Bintang Indonesia?