Yayasan Paseban Hadirkan Konservasi Sebagai Warisan Budaya

by -82 Views

Di lantai 2 Blok 4 Gedung Manggala Wanabakti, semangat pelestarian alam terasa kental saat Yayasan Paseban memperingati satu tahun perjalanannya sambil mengenalkan kantor baru. Momentum ini menjadi titik penting bagi organisasi yang memiliki visi mendorong konservasi berkelanjutan melalui langkah nyata.

Para pejabat pemerintah turut memeriahkan acara, seperti Staf Khusus Menteri Kehutanan, Andi Saiful Haq, serta Kepala BP2SDM Indra Exploitasia. Kehadiran tokoh-tokoh tersebut menegaskan bahwa upaya Yayasan Paseban mendapatkan sambutan hangat dari pemerintah dan berada dalam jalur kebijakan pelestarian nasional.

Andy Utama, sosok pendiri yang juga ketua pembina yayasan, mengawali acara dengan menyampaikan berbagai pencapaian. Ia menguraikan, dalam waktu hanya setahun, tim yayasan bersama para rangernya telah menanam 17.000 pohon asli dan endemik wilayah Jawa Barat. Ia menyatakan bahwa hasil ini adalah buah kerja keras dan dedikasi tanpa henti.

Pendekatan inovatif menjadi ciri khas aktivitas Yayasan Paseban. Sistem tagging dan pemetaan digital digunakan untuk setiap pohon yang ditanam, sehingga seluruh data dapat dipantau melalui Google Earth oleh siapa pun. Bukan sekadar aspek teknis, Andy menyoroti bahwa setiap pohon tumbuh dari keinginan tulus untuk menjaga bumi, dengan perawatan penuh kasih dari setiap anggota timnya.

Yayasan juga memulai upaya pelestarian burung-burung lokal melalui program penangkaran yang tidak bersifat komersial. Nantinya, burung hasil penangkaran akan dilepasliarkan untuk memperkuat populasi asli di kawasan Megamendung. Seluruh program ini bercorak resmi dan mendukung kelestarian asli, terbukti dengan adanya persetujuan dari Balai Besar KSDA Jawa Barat, sehingga meningkatkan legitimasi misi yayasan secara profesional.

Dukungan luas diterima dari pemerintah dan pelaku konservasi senior. Dalam pesan yang mewakili Menteri Kehutanan, Andi Saiful Haq mengajak semua pihak melawan kerusakan hutan dan lingkungan. Ia mengutip pemikiran Pramoedya Ananta Toer, menegaskan bahwa ancaman yang muncul dari perbuatan manusia bisa diatasi dengan tekad dan aksi manusia pula.

Bapak Wiratno, yang pernah menjabat sebagai Dirjen KSDAE, memandang keberhasilan Yayasan Paseban sangat strategis, karena wilayah Megamendung menjadi koridor penyangga Cagar Biosfer Cibodas yang sarat keanekaragaman hayati. Target awal untuk menanam 10.000 pohon justru terlampaui menjadi 17.000 pohon, dan yayasan kini mengelola 276 hektar areal bersama Perhutani. Hal ini memberikan fondasi ekologis sekaligus budaya, yang diharapkan lestari hingga generasi mendatang.

Peringatan ulang tahun ini membuktikan bahwa aksi konservasi bukan semata-mata soal statistik pencapaian. Yang terpenting adalah adanya kemauan untuk berinovasi dan membangun cinta pada alam supaya pelestarian terus hidup dan berkembang di Indonesia.

Sumber: Surga Konservasi Di Megamendung: Hutan Dan Burung Endemik Terjaga
Sumber: Megamendung Jadi Surga Konservasi: Pohon Dan Burung Endemik Dirawat Dengan Hati