Potensi Gagal Panen Petambak Garam Sampang Akibat Cuaca Ekstrem

by -32 Views

Petambak garam di Kabupaten Sampang saat ini sedang menghadapi tantangan serius akibat musim kemarau yang tidak normal pada tahun 2025. Hal ini diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang membuat petambak garam di wilayah tersebut terancam gagal panen. Produksi garam di Sampang pada bulan Agustus 2025 masih belum mencapai tingkat maksimal seperti pada tahun sebelumnya, di mana petambak dapat menikmati panen normal dengan hasil yang melimpah. Akibat diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir, sebagian petambak terpaksa melakukan panen dini karena khawatir hasil kerja mereka akan rusak.

Seorang petambak bernama Rohman yang berasal dari Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, mengakui kondisi tersebut. Panen garam yang biasanya dilakukan seminggu sekali kini harus dipercepat menjadi tiga hari sekali karena cuaca yang tidak mendukung. Sehingga, kualitas garam pun turun sebagai hasil dari panen yang terburu-buru. Hasil panen pada bulan Agustus 2025 rata-rata hanya mencapai lima ton, jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yang mampu menghasilkan puluhan ton garam. Petambak berharap agar musim kemarau dengan cuaca panas dapat berlanjut hingga akhir tahun untuk tetap menjaga produksi garam di Sampang tetap maksimal.

Rusman, seorang petambak lainnya dari Desa Pangarengan, Kecamatan Pangarengan, juga mengalami hal serupa. Dia tidak yakin apakah bulan Agustus ini masih akan tetap panas atau sudah masuk ke awal musim hujan. Kondisi cuaca yang mendung dan hujan yang terus melanda membuat petambak di Sampang khawatir akan hasil panen garam mereka. Mereka berharap agar cuaca panas tetap berlangsung untuk memastikan produksi garam tetap maksimal. Kiranya, dengan kondisi ini, petambak garam di Sampang dapat mengatasi tantangan dan tetap menghasilkan garam dengan kualitas terbaik.

Source link