Protes Gelombang Kian Membara: Aktivis 1998 Ingatkan Krisis Tak Pernah Usai

by -9 Views

Dialog suara publik mengungkap otokritik dan evaluasi terhadap anarkis dalam aksi demo massa belakangan ini. Deru langkah massa, kobaran ban terbakar, dan teriakan protes menunjukkan kemarahan yang sesungguhnya. Aktivis Reformasi 1998 menilai bahwa ini tidak hanya soal peristiwa sekarang, tetapi juga masalah lama yang belum terselesaikan, seperti kemiskinan struktural dan ketimpangan sosial di Indonesia.

Menurut Andreas Pardede, demonstrasi kali ini berbeda dengan gerakan reformasi tahun 1998. Meskipun tidak sestruktur gerakan 20 tahun silam, semangat rakyat masih hidup, didorong oleh media digital. Semua aksi ini menunjukkan bahwa rakyat semakin marah dengan ketidakadilan yang semakin nyata. Unggahan di media sosial dapat dengan cepat menyebar luas, bahkan hingga ke tingkat internasional.

Namun, beberapa pihak menuduh bahwa demonstrasi ini didukung oleh asing atau elite politik, yang menurut Andreas adalah pemikiran usang dari masa Orde Baru. Yang jelas, akar masalah tetap sama: eksploitasi kekayaan oleh elite, serta kegagalan negara dalam menyajikan keadilan sosial kepada rakyat. Aparat juga disorot karena sikap represifnya terhadap massa sipil, serta ketidakmampuannya dalam menanggulangi kerusuhan yang terjadi.

Aktivis lainnya, Taufik Monyong, mengecam aksi brutal aparat dalam menangani protes massa. Ia menyerukan tangkap provokator tanpa membubarkan seluruh aksi secara brutal. Taufik juga menyoroti kelemahan aparat dalam mendeteksi gejolak yang bisa memicu pembakaran gedung-gedung pemerintahan. Generasi muda saat ini tidak diam, mereka aktif dan berjejaring, sehingga aksi sukses bisa memicu aksi selanjutnya.

Ini adalah panggilan bahwa negara harus bergerak untuk menyelesaikan krisis yang tak kunjung usai, dan aparat harus mengayomi rakyat, bukan hanya muncul di kamera. Gelombang protes membara dari rakyat harus dijadikan momentum oleh negara untuk melakukan perubahan yang lebih baik demi keadilan sosial yang sesungguhnya.

Source link