Perbedaan Peluru Tajam dan Peluru Karet di Demo Polisi

by -6 Views

Dalam situasi unjuk rasa, seringkali polisi harus mengambil langkah taktis untuk mengendalikan massa yang berpotensi menjadi kerusuhan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan gas air mata, meriam air, dan peluru karet. Meskipun peluru karet merupakan senjata tidak mematikan, ahli tetap mengingatkan bahwa penggunaannya dapat mengakibatkan luka serius bahkan kematian jika digunakan secara tidak tepat.

Peluru karet merupakan amunisi yang terbuat dari bahan karet atau plastik keras, yang ditembakkan dengan kecepatan yang lebih rendah daripada peluru tajam. Meskipun karakteristiknya membuat penetrasinya tidak sekuat peluru logam, peluru karet tetap bisa berbahaya jika digunakan dengan jarak dekat atau diarahkan ke bagian tubuh vital. Sejarah peluru karet sendiri dimulai dari penggunaan pemerintah Amerika Serikat dan Inggris pada era konflik tertentu.

Di sisi lain, peluru tajam terbuat dari logam, biasanya dengan lapisan kuningan. Desain modernnya dikembangkan pertama kali oleh Letnan Kolonel Eduard Rubin dari Swiss Army Laboratory pada tahun 1882. Peluru tajam memiliki daya penetrasi yang kuat dan berpotensi mematikan, terutama jika mengenai organ vital seperti otak. Oleh karena itu, penggunaannya oleh polisi dalam situasi unjuk rasa sangat terbatas dan berisiko besar dalam menimbulkan korban jiwa.

Perbedaan utama antara peluru karet dan peluru tajam terletak pada bahan, daya penetrasi, dan potensi fatalitasnya. Peluru karet digunakan untuk mengendalikan massa tanpa menimbulkan korban jiwa, sementara peluru tajam digunakan dalam situasi darurat yang sangat terbatas. Dengan demikian, penting bagi aparat keamanan untuk mempertimbangkan penggunaan amunisi yang sesuai dengan situasi agar dapat menjaga keamanan dan ketertiban tanpa menimbulkan risiko yang tidak perlu.

Source link