Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati dalam reshuffle kabinet yang digelar di Istana Negara, Jakarta. Pergantian ini sudah ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 86/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode 2024–2029. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa perubahan jabatan tersebut bukan disebabkan oleh pengunduran diri atau pencopotan, tetapi merupakan hak prerogatif Presiden sebagai kepala negara dan pemerintahan.
Menurut Prasetyo, berbagai pertimbangan menjadi dasar keputusan Presiden dalam pergantian tersebut. Walaupun ia tidak merinci alasan-alasan yang mendasari pergantian Sri Mulyani, ia menyatakan bahwa keputusan tersebut merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Presiden. Sejumlah pengamat melihat bahwa pergantian Sri Mulyani terkait dengan dinamika politik dan sosial yang terjadi belakangan, seperti eskalasi demonstrasi besar-besaran pada akhir Agustus 2025 yang berujung kerusuhan.
Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat ekonomi, menyatakan bahwa reshuffle kabinet bisa saja terjadi karena adanya demonstrasi, kerusuhan, hingga penjarahan terhadap rumah pribadi sejumlah pejabat negara, termasuk rumah Sri Mulyani di Bintaro, Tangerang Selatan. Faktor-faktor seperti kondisi politik, tekanan sosial, dan kebutuhan penyesuaian kebijakan ekonomi turut memengaruhi keputusan Presiden dalam menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan yang baru.
Meskipun alasan resmi pergantian Sri Mulyani tidak dijelaskan secara rinci, tetap terlihat bahwa dinamika politik dan faktor-faktor eksternal memainkan peran penting dalam reshuffle kabinet yang terjadi. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk terus beradaptasi dengan tuntutan dan perubahan yang ada di lingkungan sekitar.