Israel Mengungkap Rahasia Keberhasilan Perang Melalui Pengembangan ‘Lab’ Senjata Mereka

by -588 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Perang terbuka antara Israel dan Hamas di Palestina telah mengungkap kekuatan militer Israel. Meskipun Hamas telah melancarkan serangan besar pada awal Oktober 2023 untuk merebut kembali tanah Palestina dari pendudukan Zionis, Israel menghancurkan Gaza dengan kekuatan militernya.

Pada serangan besar akhir pekan lalu, sekitar 5.000 roket diluncurkan oleh Hamas dan masuk ke wilayah Israel, menyebabkan banyak korban jiwa. Namun, Israel membalas serangan tersebut dengan pendeklarasian perang. Akibatnya, terjadi permusuhan dan banyak korban sipil.

Israel dikenal sebagai negara yang sering menang dalam peperangan, meskipun pada awalnya dikepung oleh negara-negara Arab setelah kemerdekaannya. Israel juga sering disebut sebagai negara dengan kekuatan militer yang tangguh di dunia dan memiliki pendapatan tinggi berdasarkan World Bank. Kekuatan militer Israel menjadi komoditas yang ditawarkan kepada negara lain. Lantas, bagaimana hal ini bisa terjadi?

Sejak pendiriannya pada tahun 1948 oleh David Ben-Gurion, Israel langsung dihadapi oleh negara-negara Arab yang keras dalam menolak keberadaannya di Timur Tengah dan penindasan terhadap warga Palestina. Oleh karena itu, perang sering terjadi setelahnya.

Posisi ini membuat Israel berada dalam situasi sulit. Meskipun didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, Israel menyadari bahwa dukungan tersebut tidak akan berlangsung selamanya.

Atas dasar ini, menurut Yaakov Katz dalam The Weapons Wizard: How Israel Became a High-Tech Military Superpower (2017), Israel mulai mengembangkan kekuatan militer secara mandiri.

Bagi Israel, memiliki pertahanan negara yang kuat sangat penting. Jika diserang, negara tidak akan segera runtuh dan bisa melakukan serangan balik. Oleh karena itu, perintah pertama David Ben-Gurion adalah membangun Israel Defense Forces (IDF) daripada fokus pada pembangunan ekonomi.

Kehadiran IDF mendapat dukungan positif dari Amerika Serikat, karena AS memiliki kepentingan di wilayah tersebut dan ingin menjadikan Israel sebagai perisai melawan kebangkitan negara-negara Arab dan pengaruh Soviet di Timur Tengah.

Pada dasarnya, bantuan dari AS kepada IDF berlangsung secara terus-menerus. Menurut US Foreign Aid to Israel (2022), Israel adalah penerima bantuan terbesar dari AS sejak Perang Dunia II. Total bantuan yang diterima mencapai US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.946 triliun.

Menyadari bahwa Israel memiliki sumber daya alam yang terbatas, pemerintah mulai menjual senjata produksi dalam negeri ke pasar internasional. Selain menerima pasokan senjata dari AS, Israel juga memproduksinya sendiri.

Produksi senjata ini dilakukan sejak 1990-an sebagai upaya Israel untuk mengurangi ketergantungan terhadap senjata impor. Dalam proses produksi ini, Israel melibatkan riset besar-besaran untuk mengembangkan industri pertahanan.

Hasil dari riset tersebut adalah munculnya empat perusahaan senjata ternama, yaitu Elbit, RAFAEL, IMI (Israel Military Industries), dan IAI (Israel Aircraft Industries). Produk-produk perusahaan ini, seperti drone, tank, dan rudal, berhasil menarik perhatian dunia.

Contohnya adalah tank Merkava yang dianggap sebagai salah satu proyek rahasia paling mematikan bagi musuh dan paling aman bagi pasukan Israel. Selain itu, drone Heron buatan IAI juga menjadi senjata unggulan Uni Eropa untuk memantau kedatangan imigran dari Timur Tengah dan Afrika.

Selama menjalankan bisnis senjata, Israel menggunakan Palestina sebagai laboratorium penelitian. Konflik antara Israel dan Palestina digunakan sebagai uji coba persenjataan Israel untuk mempromosikan penjualan senjata. Saat berhasil, Israel akan bisa menarik lebih banyak negara untuk membeli senjata mereka.

Data Transfer Senjata SIPRI pada Maret 2023 menunjukkan bahwa Israel merupakan eksportir senjata terbesar ke-10 di dunia, menyumbang 1,4% dari total penjualan senjata global pada periode 2018-2022. Data dari The Stockholm International Peace Research Institute menunjukkan bahwa Israel masuk dalam 10 besar eksportir senjata di dunia pada tahun 2017-2021 dengan kontribusi sebesar 2,4%.

Menurut Reuters dan Times of Israel, nilai ekspor senjata Israel mencapai US$ 12,5 miliar pada tahun 2022, meningkat 9,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Semua ini dilakukan setelah Israel berhasil menjadikan Palestina sebagai “laboratorium” bisnis senjata mereka. [fab/fab]