Menantang dan Beratnya Pilihan yang Kita Hadapi

by -149 Views

Selama 20 tahun terakhir dalam perjalanan politiknya, Prabowo Subianto telah membawa pesan yang konsisten dengan isi buku ini. Meskipun sering kali difitnah sebagai sosok yang haus kekuasaan dan suka menggunakan kekerasan, Prabowo telah membuktikan bahwa ia selalu mengutamakan jalan damai. Sebagai seorang mantan prajurit yang mengerti perang, ia telah melihat dan merasakan dampak perang secara langsung, termasuk kehilangan komandan dan anak buahnya. Oleh karena itu, ia selalu mengedepankan jalan damai.

Prabowo juga menepis fitnah yang menyebutnya ingin menutup gereja di Republik Indonesia, karena sebagian besar keluarganya adalah Kristen, begitu juga dengan banyak pengawal, ajudan, dan sekretarisnya yang beragama Nasrani. Prabowo menegaskan bahwa sumpahnya sebagai seorang mantan prajurit TNI adalah untuk membela seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang suku, agama, ras, dan ia telah mempertaruhkan nyawanya serta anak buahnya dari berbagai suku dan agama.

Meskipun difitnah sebagai anti etnis Tionghoa, Prabowo selalu membela semua kelompok minoritas. Ia juga menegaskan bahwa fitnah-fitnah tersebut adalah bagian dari politik yang keji, namun ia selalu menganjurkan para pendukungnya untuk tetap tenang dan tidak membalas kedengkian dengan kedengkian, kejahatan dengan kejahatan, atau fitnah dengan fitnah.

Prabowo juga menegaskan bahwa banyak dari yang ia sampaikan memang pahit, namun ia meminta pembaca untuk mengetahui situasi dan kondisi sebenarnya di Indonesia. Ia menyatakan bahwa kebersamaan dan kerja bersama dengan akal yang baik diperlukan untuk sukseskan demokrasi, dan ia membutuhkan dukungan riil dan konkret dari pembaca bukunya.

Prabowo juga menekankan pentingnya kekuatan intelektual bangsa Indonesia sebagai kekuatan yang menentukan, namun juga damai dan tidak akan membiarkan ketidakadilan terus-menerus berjalan di Republik Indonesia.

Prabowo juga mengajak para pembaca untuk bersatu, menjaga bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, dan menunjukkan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki harga diri dan tidak mau menjadi budak. Ia menekankan perlunya bersatu untuk menjaga kekayaan dan kehormatan Indonesia.

Keseluruhan pesannya adalah untuk menegaskan tekadnya dalam menjalani perjuangan politiknya di atas landasan konstitusional, tanpa menyerah kepada keadaan yang tidak benar dan tidak adil. Ia juga mengajak pembaca bukunya untuk turun gunung dan memimpin dengan ilmu, serta bersama-sama mencari solusi bagi masa depan Indonesia.
Terjemahan artikel ini dapat diakses melalui tautan sumber.