Pengelolaan Limbah Menjadi Produk Perawatan Kulit, Pria Ini Berhasil Mencapai Keberhasilan Finansial yang Luar Biasa

by -954 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Semua orang tahu bahwa Vaseline adalah produk penghalus kulit. Namun, belum banyak orang yang tahu bahwa penemuan Vaseline ternyata berawal dari ketidaksengajaan Robert Augustus Chesebrough dalam mencapai cairan sampah yang sering dibuang orang.

Kisah ini dimulai pada tahun 1859. Chesebrough adalah seorang ahli kimia dan pedagang yang terlibat dalam bisnis minyak sejak usia 22 tahun. Awalnya, ia menjual minyak tanah dari sperma ikan paus. Namun, ketika minyak bumi di Titusville, Pennsylvania didapatkan, dia pergi ke sana untuk ikut mengebor minyak.

Seperti yang ditulis William S. Hammack dalam “How Engineers Create the World” (2011), saat melakukan pengeboran minyak, dia menemukan sesuatu yang menarik yang memicu rasa keingintahuannya. Ketika mesin dikeluarkan dari lubang pengeboran, ada cairan hitam dan lengket yang ikut keluar.

Cairan tersebut selalu dibuang oleh para penambang karena dianggap sampah. Namun, mereka juga mengetahui bahwa cairan sampah tersebut terkadang bermanfaat. Ketika terjadi luka bakar, cairan tersebut dapat menyembuhkan luka dengan cepat. Inilah yang membuat Chesebrough tertarik untuk membawa cairan aneh tersebut ke laboratorium.

“Ternyata, cairan tersebut adalah petroleum jelly yang kemudian dipatenkan oleh Chesebrough pada tahun 1872 dengan kode: U.S Patent 128.568,” tulis William S. Hammack.

Dari hasil paten tersebut, Chesebrough memiliki ide bisnis. Dia memutuskan untuk menjual petroleum jelly tersebut secara massal. Selain itu, produk ini bermanfaat untuk menyembuhkan luka bakar dan Chesebrough juga memiliki pabrik sendiri di New York sejak tahun 1870. Oleh karena itu, pada tahun 1875, dia menjual petroleum jelly tersebut dengan nama Vaseline.

Menurut situs resmi, nama Vaseline diambil dari bahasa Jerman (wasser berarti air) dan bahasa Yunani (oleon berarti minyak). Meskipun demikian, Chesebrough menghadapi kesulitan dalam menjual Vaseline.

“Chesebrough bahkan mengunjungi setiap pintu di New York untuk menjual Vaseline. Dia bahkan rela membakar tangannya sendiri dan mengoleskan Vaseline untuk membuktikan bahwa produknya dapat menyembuhkan luka,” tulis David Lingslay dalam “House of Invention” (2000).

Seiring berjalannya waktu, Vaseline mulai populer di kalangan masyarakat. Setahun setelah penjualan pertama, produk ini sudah terjual lebih dari 1.000 pcs. Orang-orang tidak hanya menggunakannya untuk luka bakar, tetapi juga untuk mengatasi masalah kulit seperti kulit kering, pecah-pecah, dan ruam di iklim dingin.

Karena alasan tersebut, banyak orang menyukai produk Chesebrough. Pabrik Vaseline pun semakin banyak memproduksi, dan Chesebrough pun menjadi sangat kaya. Bisnis minyaknya mulai dikesampingkan dan dia fokus pada produk perawatan kulit tersebut.

Ketika penggunaan Vaseline semakin meluas, Chesebrough mengemas Vaseline dalam tutup biru sebagai penanda produk asli yang masih digunakan hingga sekarang. Akibat keberhasilan Vaseline dalam mengatasi masalah kulit banyak orang, Chesebrough dianugerahi penghargaan oleh Ratu Inggris.

Pada tahun 1883, Ratu Victoria memberikan kebangsawanan tertinggi kepada Chesebrough dengan gelar ‘Sir’. Nama Chesebrough pun berubah menjadi Sir Robert Chesebrough.

Chesebrough beruntung karena dia hidup hingga usia panjang, sehingga dia masih bisa melihat produk buatannya digunakan dalam berbagai momen. Saat perang, tentara menggunakan Vaseline untuk merawat luka. Selain itu, saat melakukan ekspedisi, banyak orang mengoleskan Vaseline ke kulit agar tidak mengalami ruam dan kering.

Perjalanan Chesebrough berakhir pada 8 September 1933 saat dia berusia 96 tahun. Setelah kematiannya, perusahaan dan produknya terus berjaya.

Puncak kepopuleran Vaseline di seluruh dunia terjadi pada tahun 1955 ketika perusahaan ini bekerja sama dengan Pond’s Extract Company. Selanjutnya, lisensi Vaseline dibeli oleh Unilever pada tahun 1987.

Di Indonesia, Vaseline juga menjadi produk perawatan yang disukai oleh banyak orang. Bahkan, Vaseline hadir dalam berbagai merek.

(Artikel ini telah tayang di CNBC Indonesia dengan judul “Kisah ‘Tak Disengaja’ Penemuan Vaseline, Mulai dari Minyak ‘Sampah'”).