Gibran Sebagai Saksi Perjalanan Sulit dan Bahagia Kehidupan Jokowi

by -662 Views

Gibran Rakabuming Raka secara resmi mengikuti Pilpres 2024 setelah dideklarasikan dan mendaftarkan diri pada Rabu (25/10). Partisipasi Gibran dalam pesta demokrasi nasional ini menarik perhatian publik, mengingat dia adalah putra sulung dari Presiden Joko Widodo.

Banyak yang menuduh bahwa keikutsertaannya ini terjadi berkat restu dan dorongan dari ayahnya, meskipun tudingan ini telah dibantah. Namun, menarik untuk melihat perjalanan hidup Gibran. Sebagai anak pertama dari pasangan Jokowi dan Iriana, Gibran memiliki pengalaman hidup yang lebih lama bersama kedua orang tuanya dibandingkan dengan kedua adiknya, Kahiyang dan Kaesang. Dapat dikatakan, Gibran adalah saksi langsung dari kehidupan pasang surut orang tuanya yang juga berdampak pada kehidupan pribadinya.

Gibran menjadi saksi mata ketika bisnis mebel Jokowi bangkrut setelah beberapa tahun berjalan. Kejadian ini terjadi karena kesalahan Jokowi saat berbisnis. Gibran yang berusia 3 tahun saat itu melihat sendiri masa sulit yang dialami oleh ayahnya. Jokowi merasa sangat bingung dan tidak ada semangat untuk membangun bisnis, sehingga dia rela bekerja serabutan untuk memenuhi kehidupan keluarganya.

Untungnya, masa-masa suram ini tidak berlangsung lama. Dengan bantuan modal dari nenek Gibran, Sudjiatmi, Jokowi memulai bisnis kembali. Gibran sekali lagi menjadi saksi kebangkitan hidup ayahnya. Setelah mendapat modal, bisnis Jokowi semakin sukses dan dia berhasil meningkatkan kekayaannya. Gibran juga merasakan fase keemasan ayahnya, seperti mendapatkan pendidikan di luar negeri saat Indonesia dilanda krisis.

Sejak itu, Gibran hidup sendiri di Singapura dan memperoleh pendidikan di sana. Dia menempuh pendidikan SMP, SMA, dan perguruan tinggi di Singapura. Gibran merupakan alumni dari Orchid Park Secondary School dan Management Development Institute of Singapore (MDIS).

Dengan latar belakang hidup yang mengalami pasang surut, keikutsertaan Gibran dalam Pilpres 2024 tentu menarik untuk disimak. Bagaimanapun, pilihan calon pemimpin negara adalah hak dan keputusan dari masyarakat dalam pesta demokrasi. JaKo