Prabowo Subianto menyampaikan pesan ini dalam Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto. Bab VI: Sikap-sikap Pemenang.
“Saya percaya, ‘ajining diri saka pucuke lathi, ajining raga saka busana’. Harga diri seseorang terletak dari lidahnya dan kemampuan menempatkan diri sesuai situasinya. Hormati lawan secara sportif. ‘Menang tanpo ngasorake’.”
Jika dulu penjajahan datang dengan kekerasan fisik yang brutal, saat ini kondisinya lebih sulit. Penjajahan seringkali tidak terlihat. Tidak ada tentara, tidak ada kapal perang. Bentuk penjajahan menjadi lebih subtansial.
Para penjajah membujuk pejabat-pejabat kita, mempengaruhi para intelektual kita, memecah belah suku dan agama kita dengan politik divide et impera.
Ini masih berdampak pada masa sekarang. Mereka yang tidak belajar dari sejarah akan dihukum oleh sejarah, dengan mengulangi kesalahan yang sama yang dilakukan oleh pendahulunya. Kita harus mengingat hal ini.
Agar kita tidak mengulangi kesalahan masa lalu dan agar kita dapat bangkit menjadi bangsa yang menang, kita harus belajar dan menerapkan sikap-sikap pemenang yang dimiliki oleh para pendahulu kita, terutama yang telah memberikan kemenangan besar bagi bangsa Indonesia.
Melalui buku ini, Prabowo Subianto berbagi pelajaran-pelajaran yang diperoleh dari bacaannya, pengalaman hidup, dan pimpinan serta komandan yang pernah ditemuinya.
Prabowo juga mencoba membagikan pelajaran dari salah satu mentor kehidupannya, yaitu Gus Dur. Dia menekankan pentingnya sikap moderat dari Gus Dur dan bagaimana Gus Dur selalu berusaha untuk menjaga kedamaian serta hubungan yang baik dengan semua orang, termasuk orang-orang dari agama lain.
Prabowo juga menegaskan pentingnya mempelajari dan menjalani sikap-sikap para pejuang kita, memberi arti kepada perjuangan mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Sumber: https://prabowosubianto.com/memberi-arti-pada-perjuangan/