Fondasi Pembangunan #2: Demokrasi Oleh dan Untuk Rakyat Indonesia dalam Meretas Kekuasaan Pemodal

by -1225 Views
Fondasi Pembangunan #2: Demokrasi Oleh dan Untuk Rakyat Indonesia dalam Meretas Kekuasaan Pemodal

Demokrasi Kita Bisa Dikuasai Pemodal

Saat ini Indonesia berada dalam keadaan yang sangat rawan. Banyak pemimpin yang bisa disogok dan dibeli. Akibatnya, banyak pemimpin terpilih yang tidak menjaga kepentingan rakyat dan malah menjual negara kepada pemodal besar atau bangsa lain. Selama hidup saya, saya sudah mengunjungi semua kabupaten di Indonesia. Hanya pada tahun 2014 dan 2019, saya sudah berkeliling ke ratusan kota dan kabupaten.

Di mana-mana, rakyat mengaku sudah tidak sanggup lagi. Terlalu banyak korupsi di Republik Indonesia. Banyak proyek dikorupsi dan banyak pemimpin yang mau dibeli. Akibatnya, tidak ada keadilan ekonomi bagi rakyat Indonesia dan tidak ada keadilan politik bagi bangsa Indonesia.

Sekarang, menurut pendapat saya, Indonesia berada di persimpangan jalan. Apakah cita-cita demokrasi akan di-hijack, akan disandera oleh para Kurawa?

Kadang Pemimpin Bisa Dibeli Karena Uang Berkuasa di Pemilihan

Taruhan kita saat ini sangat besar. Masyarakat kita sedang mengalami suatu penyakit yang mendalam. Setiap unsur masyarakat kita sudah rusak secara moral dan mental. Setiap tingkatan kepemimpinan sudah sarat dengan sogok-menyogok. Orang yang memiliki banyak uang bisa membeli suara, loyalitas, dan ketaatan.

Banyak pemimpin dan pejabat kita tidak taat kepada Undang-Undang Dasar dan kepentingan bangsa, tetapi taat kepada yang memberi uang. Hal ini terjadi karena demokrasi liberal yang kita laksanakan sekarang ini membutuhkan biaya yang sangat besar.

Setelah lebih dari 70 tahun kita bernegara dan menolak dijajah kembali oleh kekuatan asing, sekarang bangsa Indonesia tetap dalam ancaman akan dijajah kembali dengan metode yang lebih halus dan licik. Mereka tidak perlu mengirim tentara, mereka cukup membeli dan menyogok sebagian pemimpin kita.

Demokrasi sekarang adalah demokrasi yang punya uang. Ini membahayakan demokrasi Indonesia karena berarti mereka yang memiliki atau menguasai uang juga menguasai kedaulatan politik Indonesia.

Pemilihan Kepala Desa di beberapa tempat membutuhkan biaya hingga Rp. 1 miliar. Bahkan setelah pemilihan kepala desa, pemilih menjawab bahwa mereka memilih calon yang memberi uang sejumlah tertentu.

Di Pemilu serentak yang lalu, banyak kader yang ingin maju sebagai bupati atau gubernur mengatakan bahwa mereka akan menggadaikan rumah mereka. Pola politik liberal ini membutuhkan biaya yang besar, sehingga pemimpin dari kalangan petani dan nelayan seperti GERINDRA juga terpaksa menghadapi kesulitan dalam memenuhi biaya politik.

Ketika Ada Yang Tidak Bisa Dibeli: Divide Et Impera

Dalam sejarah politik Indonesia, selalu ada politisi yang tidak arif dan bisa dibeli, namun juga ada pejuang politik yang memandang politik sebagai usaha bersama untuk memperbaiki kehidupan bangsa dan rakyat. Para pejuang politik ini sering kali diganggu oleh pemodal besar dan pemainnya yang bermental kolonial yang mengakibatkan banyak dari mereka tumbang dan tersingkir dari dunia politik.

Kita harus ingat bahwa sejarah kita seringkali diwarnai oleh perpecahan dan pertentangan akibat permainan politik yang kasar. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada agar tidak tersingkir karena upaya-upaya pengambilalihan secara kasar karena uang.

Sumber: https://prabowosubianto.com/fondasi-pembangunan-2-demokrasi-oleh-dan-untuk-rakyat-indonesia-demokrasi-kita-bisa-dikuasai-pemodal/

Source link