Membaca Orientasi Kebijakan Luar Negeri dari Para Calon Presiden

by -606 Views

Broto Wardoyo, Kirana Virajati, Nida Rubini, Tim Riset Analisis Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi, Program Pascasarjana Hubungan Internasional Universitas Indonesia memberikan penilaian terhadap arah kebijakan luar negeri tiga calon presiden (capres) yang akan bertarung dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024 berdasarkan pidato dan tanya jawab mereka di CSIS Jakarta tanggal 7, 8, dan 13 November 2023. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan kejelasan operasionalisasi konsep, arah kebijakan yang diusulkan, dan keterukuran kebijakan.

Anies Baswedan, capres nomor urut 1, memiliki strategi politik luar negeri yang disebut “kekuatan cerdas berbasis nilai” atau “value-based smart power”. Anies memandang kebijakan luar negeri yang berlandaskan pada nilai-nilai akan mendorong peningkatan kapabilitas dan daya tarik Indonesia. Dia juga fokus pada pemulihan institusi negara, kemajuan ekonomi berkeadilan, kelestarian lingkungan, dan diplomasi proaktif.

Prabowo Subianto menekankan pentingnya Indonesia sebagai tetangga yang baik bagi negara-negara di sekitarnya dengan strategi “Good Neighbor Policy”. Prabowo juga berpegang pada prinsip bebas-aktif, menjaga hubungan baik dengan negara besar, dan menjadi jembatan antara kekuatan-kekuatan di kawasan.

Ganjar Pranowo memaknai kembali prinsip politik bebas aktif dengan lima rencana prioritas politik luar negeri, termasuk menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia, menciptakan kemandirian energi, membangun kedaulatan maritim, mendorong industrialisasi, dan memberikan perlindungan WNI.

Berdasarkan penilaian tim riset, Anies memiliki konsep yang teroperasionalisasi dengan baik, Prabowo memberikan penekanan pada bangunan utama kebijakan luar negerinya, dan Ganjar memiliki kekuatan pada keterukuran dalam program-program prioritas yang dia tawarkan.

Meskipun penilaian ini tidak membandingkan pidato dan tanya jawab ketiga capres, para capres telah memberikan tawaran kebijakan luar negeri yang akan menjadi pilihan publik Indonesia dalam pemilihan presiden selanjutnya.