Tulisan Ulang: Seseorang yang Kehilangan Uang Sebesar Rp 32 T karena Terlalu Terjebak dalam Permainan Wanita selama Kuliah

by -1106 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Setiap orang pasti mengalami titik balik masalah yang mengubah perjalanan hidupnya. Tanpa adanya titik balik tersebut, hidup seseorang akan monoton. Setidaknya itulah yang dialami oleh Ted Turner, pengusaha media dan pendiri dari jaringan media CNN International. Bagaimana ceritanya?

Ted Turner lahir pada 19 November 1939 dari keluarga pengusaha. Ayahnya adalah pemilik perusahaan iklan, Turner Outdoor Advertising, sehingga bisa dikatakan bahwa bisnis media bukanlah hal yang asing bagi Turner.

Berbekal keluarga yang berkecukupan, Turner bisa bersekolah hingga perguruan tinggi. Pada tahun 1950-an, Turner kuliah di Brown University jurusan ekonomi.

Selama kuliah, Turner merupakan seorang mahasiswa yang pintar dan berprestasi. Namun, karena terlalu suka bermain dengan wanita, dia akhirnya dikeluarkan dari kampus pada tahun 1960.

Dalam otobiografi berjudul “Ted Turner: A Biography” (2010), Turner menceritakan bahwa setelah kejadian tersebut, hidupnya menjadi tidak bersemangat dan terasa hampa. Keluarganya sangat kecewa. Bahkan, untuk mencari nafkah, dia harus bekerja sebagai salesman di perusahaan ayahnya.

Sayangnya, bertahun-tahun menjadi seorang salesman tidak mengubah nasib Turner. Hingga akhirnya, perubahan baru terjadi setelah ayahnya meninggal pada tahun 1963.

Turner mendapatkan warisan bisnis dari ayahnya. Sejak itu, dia naik pangkat dari seorang salesman menjadi direktur jalur privilege.

Turner kemudian mengubah bisnis ayahnya dari iklan menjadi stasiun televisi bernama TBS pada tahun 1976. Hal ini dianggap sangat revolusioner karena TBS menjadi stasiun televisi pertama yang menggunakan TV kabel.

Dalam waktu singkat, TBS berhasil menjadi stasiun televisi paling populer di Atlanta, tempat tinggal Turner. Kesuksesan ini membuat Turner ingin menguasai stasiun televisi nasional.

Pada saat itu, di Amerika Serikat terdapat tiga stasiun televisi yang mendominasi, yaitu ABC, CBC, dan NBC. Namun, ketiga stasiun televisi tersebut memiliki kekurangan, yaitu tidak menyiarkan tayangan 24 jam sehari dan tidak ada media yang menyajikan informasi politik dan ekonomi dalam satu paket. Oleh karena itu, Turner menciptakan Cable News Network (CNN) untuk mengisi kekosongan tersebut.

Dengan mengunjungi CNN, orang dapat mendapatkan berbagai informasi, mulai dari harga saham, prakiraan cuaca, situasi politik, dan hasil olahraga. Semua itu bisa didapatkan secara instan melalui berita breaking news tanpa harus menunggu jadwal acara televisi.

Pada awalnya, CNN tidak begitu diminati oleh masyarakat. Namun, pada tahun 1990-an, CNN melakukan terobosan besar. Saat terjadi Perang Teluk, CNN menjadi satu-satunya media yang melakukan liputan langsung di medan perang.

Akibatnya, jumlah penonton CNN langsung meningkat drastis. Acara CNN bahkan disiarkan ulang oleh stasiun televisi lain di seluruh dunia. Berkat kesuksesan ini, CNN menjadi terkenal di seluruh dunia.

Selama periode kebangkitan tersebut, Ted Turner banyak menginvestasikan uangnya untuk membeli properti, tanah, dan peternakan. Menurut Maxim, kekayaan Turner meningkat drastis berkat CNN setelah titik balik tersebut.

Setelah sukses di Amerika Serikat, CNN berekspansi ke seluruh dunia. Di bawah kepemimpinan Turner, cabang CNN juga muncul di Hong Kong, London, dan Abu Dhabi pada awal abad ke-21. Siaran televisi CNN yang berbasis kabel mampu merajai dunia dengan acara-acaranya.

Namun, pada tahun 2010, Ted Turner tidak lagi memiliki saham di CNN setelah perusahaan Time Warner membelinya. Meskipun demikian, CNN TV atau CNN.Com tetap merupakan hasil kerja keras Ted Turner.

Berkat pengalaman bisnis media selama beberapa puluh tahun dan keberhasilannya sebagai salah satu raja media global, Forbes mencatat bahwa kekayaan Ted Turner pada tahun 2022 mencapai US$2,4 miliar atau sekitar Rp32 triliun. Pada sisa hidupnya, dia fokus pada kegiatan filantropi sambil melihat dari jauh kejayaan CNN, yang pada tahun 2022 diklaim memiliki 166 juta pengunjung.