Forbes Kembali Memperbaharui Daftar Orang Terkaya di China
Jakarta, CNBC Indonesia – Forbes kembali memperbaharui daftar orang terkaya di China, Kamis (9/11/2023). Hasilnya menunjukkan bahwa total harta 100 orang terkaya di China mengalami penurunan tipis dari semula US$ 907,1 miliar menjadi US$ 895 miliar. Menurut Forbes, penurunan ini disebabkan oleh ketegangan hubungan AS-China dan banyaknya kasus gagal bayar di kalangan pengembang properti. Meski demikian, daftar terbaru orang terkaya China tak mengalami perubahan berarti.
Orang terkaya pertama China tetap dipegang oleh Zhong Shanshan setelah dua tahun sebelumnya tak terkalahkan. Dalam catatan media bisnis itu, Zhong memiliki harta fantastis, yakni senilai US$ 62,6 miliar atau Rp980 Triliun. Dengan harta demikian, Zhong juga dinobatkan sebagai orang terkaya ke-15 di dunia.
Sering Bangkrut
Perlu diketahui, harta sebesar itu diperoleh Zhong tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pria kelahiran 1954 ini awalnya tak menyangka bakal menjadi orang sukses. Pasalnya, di masa kecil dia hidup penuh kesulitan. Bahkan, pernah hampir hilang nyawa. Tragedi dekat kematian ini terjadi selama Revolusi Kebudayaan (1966-1976). Zhong yang tumbuh besar di keluarga intelektual menjadi target pemerintah China. Bapak dan ibunya sering dianiaya. Zhong kecil sering melihat tragedi itu sehingga kebahagiaan masa kecilnya hilang.
Bahkan, akibat hal ini juga Zhong terpaksa putus sekolah dan harus banting tulang mencari pekerjaan di usia muda. Sebagaimana dituliskan South China Morning Post (SCMP), setelahnya mengalami masa-masa kelam itu dia bekerja sebagai tukang batu dan tukang kayu. Ketika Zhong dewasa dia lanjut kuliah di Universitas Radio da TV Zheijang di warsa 1970-an. Dia berkuliah jurnalistik dan setelah lulus berkarir sebagai reporter di media lokal, Zheijang Daily, meski karir jurnalistiknya tak berlangsung lama.
Memasuki tahun 1988, Zhong banting setir menjadi wirausaha. Dia memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi di Hainan dengan mendirikan koran Pacific Post. Sayangnya, bisnis itu bangkrut. Tak menyerah, dia kemudian lanjut berbisnis tiram, jamur, kura-kura, udang, serta penjualan tirai. Dan, semuanya bernasib sama: bangkrut!
Seluruh modal yang dikeluarkan lenyap begitu saja. Meski begitu, bermodalkan semangat, Zhong merintis kembali bisnis. Kali ini bergerak di sektor farmasi pada 1993. Bisnis itu menjual suplemen dari daging penyu yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan meredakan insomnia. Beruntungnya bisnis obat berhasil membuat Zhong cuan besar. Tak diketahui seberapa banyak, yang pasti cuan itu dialihkan untuk membangun bisnis yang bakal mengantarkan Zhong menjadi orang terkaya China.
Pada 1996, Zhong mendirikan bisnis air mineral, Nongfu Spring. Menurut Zhong, pendirian bisnis ini didasari oleh alasan sederhana: masyarakat akan selalu butuh air untuk minum, dan Nongfu akan menyediakan air murni-nya.
Seperti yang sudah diperkirakan, Nongfu laris-manis di pasaran. Terlebih, strategi bisnis Nongfu berbeda dari kompetitor. Perusahaan menjual air dari sumber langsung, tidak seperti kompetitor yang menjual air sulingan di pabrik. Singkat cerita, dari cara ini, Nongfu dalam sekejap menjadi raja air mineral dan menguasai seluruh pasar air di China. Pada 2020 lalu, Nongfu resmi IPO dan melantai di bursa saham China.
Dari situlah, kekayaan Zhong meningkat drastis dari US$ 16 miliar menjadi lebih dari US$ 50 miliar. Seiring waktu, Zhong yang juga berbisnis vaksin semakin kaya hingga memiliki harta US$ 62,6 miliar. Meski demikian, kekayaan tak membuat orang yang hampir terbunuh ini lupa daratan.
Mengutip Insider, Zhong sehari-hari berpenampilan sederhana dan tak mau menunjukkan kemewahan. Dia diketahui hanya punya satu apartemen sebagai hunian tetap, sering makan sendirian di kafe murahan, dan berulangkali memakai setelan baju ala Marck Zuckerberg: T-Shirt dan sepatu kets. Bukan cuma itu, Zhong juga diketahui sebagai sosok yang misterius. Dia bahkan dijuluki “The Lone Wolf” atau “Serigala penyendiri” saking misteriusnya. Dia tak pernah mau tampil di publik atau sekedar diwawancarai media.
Dia juga tak terafiliasi dengan politik dan komunitas pebisnis. Dan dia menutup rapat-rapat informasi soal kehidupan pribadi dan keluarganya. Meski menutup diri, Zhong masih bisa eksis dengan ragam bisnisnya yang menguasai ekonomi China.