Kenapa Orang Yahudi Cenderung Pintar, Sukses, dan Kaya?

by -1654 Views
Kenapa Orang Yahudi Cenderung Pintar, Sukses, dan Kaya?

Banyak orang Yahudi yang ternyata sukses dan pintar. Fenomena ini terjadi sejak tahun 1900-an hingga sekarang.

Misalnya pada tahun 1901-1962, 16% pemenang Nobel di bidang sains merupakan orang Yahudi. Salah satunya adalah fisikawan populer Albert Einstein yang mendapatkan Nobel Fisikawan pada tahun 1921.

Salah satu alasan kesuksesan ini diungkapkan oleh Richard Lynn dan Satoshi Kanazawa dalam buku “How to explain high Jewish Achievement” (2008). Salah satu alasannya adalah karena adanya nilai-nilai budaya Yahudi yang kuat.

Keluarga Yahudi menerapkan kesuksesan sebagai hal mutlak yang harus diraih setiap anak setiap generasi. Ini membuat orang tua mendorong semua anak-anaknya untuk berprestasi.

Bahkan, upaya tersebut telah dilakukan oleh para orang tua kepada anak yang masih dalam kandungan. Berdasarkan catatan “Jewish Traditions in Pregnancy & Childbirth” (1997), orang tua Yahudi melakukan dua hal untuk pendidikan prenatal.

Pertama, ibu Yahudi mendengarkan musik klasik saat sedang mengandung. Hal ini dikarenakan perilaku ini bisa merangsang kecerdasan emosional bayi.

Kedua, para ibu juga terus mengajak berbicara pada janin mereka. Aktivitas ini dipercaya dapat merangsang sisi emosional bayi.

Selain itu, para ibu Yahudi juga membaca dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan matematika. Dengan upaya ini, diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan intelektual janin.

Selama kehamilan, ibu juga memperhatikan asupan gizi terbaiknya, khususnya ikan atau protein lain serta sayuran.

Setelah bayi lahir, orang tua Yahudi merangsangnya untuk membaca. Aktivitas ini dipercaya sebagai jalan keluar dari kebodohan.

Sejarawan Jerry Z. Muller di dalam Project Syndicate juga ikut angkat bicara tentang alasan kesuksesan orang Yahudi. Hal ini terkait dengan diskriminasi yang mereka hadapi dan berdampak pada terbentuknya relasi yang kuat antar mereka.

Relasi ini membuat orang Yahudi saling mengenal satu sama lain hingga kemudian memulai pekerjaan dan bisnis baru. Selain itu, mereka juga belajar mencari peluang baru yang diminati oleh sedikit orang dan menciptakan peluang yang belum pernah dipikirkan sebelumnya.