Penutupan pagar gedung PB PGRI Pusat di Jakarta sangat disayangkan oleh Juru Bicara Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Ilham Wahyudi. Menurutnya, tindakan itu kurang mencerminkan sikap seorang guru. Dia mengatakan bahwa pihaknya sangat sedih dengan tindakan tersebut, terlebih hal tersebut menghalang-halangi pengurus yang baru untuk memperjuangkan nasib honorer yang belum selesai.
Ilham juga menyampaikan bahwa pengurus yang baru membutuhkan fasilitas seperti komputer dan laptop untuk memperjuangkan honorer agar bisa menjadi aparatur sipil negara (ASN). Dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada honorer se-Indonesia atas kondisi ini.
Pihak PB PGRI saat ini menghadapi kondisi dimana pintu masuk ke gedung PB PGRI digembok oleh sejumlah orang yang tidak puas dengan kepengurusan baru. Ilham meminta kepada honorer se-Indonesia untuk tetap tenang dan tidak marah, serta membiarkan pihak kepolisian menangani masalah tersebut.
Pemerhati pendidikan Jember bernama Subariyanto juga menyayangkan kondisi PB PGRI saat ini dan berharap agar honorer tidak menjadi korban dari polemik tersebut.
Artikel ini ditulis oleh Lisa Asanul Farida dan diedit oleh Imam Hairon.