Redaksi
– 09 Mei 2024 | 15:05 – Dibaca 221 kali
Warung pecel Kak Nanik yang bertahan empat dekade. (Foto: M. Irwan/Suara Indonesia)
SUARA INDONESIA, ACEH TAMIANG – Sekilas tidak ada yang berbeda dari warung pecel dan gorengan Kak Nanik, di Desa Dalam, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang, dibanding warung pecel lainnya.
Warung mi pecel dan gorengan Kak Nanik ini sudah berdiri sejak tahun 1980 hingga tahun 2024. Berarti sudah berdiri selama 44 tahun.
Tidak ada hal lain yang membuat warung ini bertahan lama kecuali kelezatan bumbu pecelnya. Sulit mendapatkan meja kosong untuk makan di warung ini. Para pengunjung datang silih berganti.
Dilihat dari penyajiannya, pecel di warung ini sebenarnya tidak ada yang spesial. Hanya, bumbu pecelnya cukup bercampur kacang, jeruk purut, cabai, bawang putih, asam sunti dan rempah lainnya. Rasa kacang bercampur pedas cabai mendominasi.
Kak Nanik, pemilik warung pecel dan gorengan mengatakan, warung pecelnya itu sudah ada sejak masih di persimpangan Kede Besi atau disebut Desa Kesehatan.
Nanik mengungkapkan, kunci warung pecel itu bertahan lama yakni dengan mempertahankan kualitas dan cita rasa. Konsistensi rasa sejak dulu sampai sekarang disebut tidak berubah.
“Yang pastinya sejak dulu sampai sekarang cita rasa dari mi pecel tidak berubah, tidak hanya mi pecel, tapi juga ada jual gorengan panas. Kami jualan mulai pukul 14.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB,” kata Nanik.
Salah satu pembeli Rosmiati, saat diwawancarai mengatakan, sejak tempo dulu sudah langganan saat berjualannya masih di persimpangan Desa Kesehatan. Rasanya enak terasa di lidah.
“Cita rasa cukup mengigit di lidah, memang sejak dulu langganan masih tahun 1980-an,” kata Rosmiati. (*)
Reporter: M. Irwan
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Mahrus Sholih |