Husni Thamrin, seorang warga Kelurahan Kaliwates, Kabupaten Jember, mengaku kecewa dengan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jember. Undangan klarifikasi yang dikirimkan kepadanya tidak direspon oleh Bawaslu Jember. Thamrin merasa seperti sedang dibuat lelucon oleh Bawaslu Jember karena tidak ada satupun pimpinan yang menemuinya saat ia datang ke kantor Bawaslu Jember.
Thamrin juga menyayangkan lambannya gerak Bawaslu Jember dalam menindaklanjuti kasus-kasus terkait pemilihan umum. Menurutnya, proses dari pelaporan hingga tindak lanjutnya terlalu panjang dan tidak serius.
Pria yang juga seorang advokat ini mencontohkan kasus dimana laporan yang viral di media sosial baru dipanggil oleh Bawaslu setelah 10 hari. Hal ini menurutnya bisa membuat terlapor menghilangkan bukti-bukti penting.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Jember membantah melakukan lelucon terhadap Husni Thamrin. Menurutnya, Bawaslu Jember memiliki keterbatasan dalam jumlah pimpinan yang ada di cabang Jember, sehingga proses klarifikasi menjadi terhambat.
Untuk berita lebih lanjut, dapat diakses di Google News SUARA INDONESIA.
Pewarta: Tamara F
Editor: Imam Hairon
