Mendorong Kemandirian Antariksa Melalui Kebijakan Pemerintah yang Tepat

by -46 Views

Kemandirian Antariksa dan Posisi Indonesia dalam Tata Kelola Global

Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim, Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI), mengangkat perbincangan tentang potensi konflik antariksa dan posisi Indonesia dalam tata kelola global. Menurutnya, antariksa saat ini menjadi bagian dari persaingan geopolitik global. Sehingga, bagaimana sebenarnya posisi Indonesia?

Menurut Chappy, berdasarkan laporan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan studi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), lebih dari 30 negara sudah memiliki sistem pertahanan berbasis antariksa dan bahkan sebagian di antaranya sudah melakukan uji coba senjata antisatelit (ASAT). Dengan fakta ini, terlihat bahwa ruang antariksa bukan lagi wilayah damai mutlak, melainkan menjadi zona yang sarat dengan ancaman asimetris.

“Dengan prinsip bebas aktif, Indonesia harus berperan aktif dalam mendorong tata kelola antariksa yang bertanggung jawab, damai, dan inklusif,” ungkap Chappy.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Chappy dalam sebuah keterangan tertulis dan dibahas dalam diskusi publik dengan tema “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global”, yang diselenggarakan oleh Center for International Relations Studies (CIReS) LPPSP, FISIP Universitas Indonesia (UI), pada hari Selasa, 27 Mei 2025.

Chappy juga menegaskan bahwa agar Indonesia dapat berkontribusi secara signifikan, negara ini harus terlebih dahulu memiliki kapasitas domestik yang kredibel dan koordinasi internal yang solid.

Menurutnya, dalam era di mana orbit satelit menjadi aset yang sangat berharga dan sistem komunikasi bergantung pada infrastruktur di luar atmosfer, pemahaman terhadap ruang antariksa tak lagi dapat dianggap hanya sebagai urusan ilmiah atau proyek teknologi semata. Ruang antariksa dianggap sebagai domain strategis yang sama pentingnya dengan udara, laut, dan daratan.

Ketidakhadiran upaya pengelolaannya akan berdampak secara langsung pada bidang pertahanan, keamanan, dan bahkan kedaulatan nasional Indonesia, terutama mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kedudukan strategis di garis katulistiwa.

“Mengingat keunggulan geografis kita untuk menjadi poros kegiatan keantariksaan dunia, namun keunggulan ini akan sia-sia tanpa didukung oleh strategi nasional yang kokoh, tata kelola lintas sektor yang terintegrasi, dan kelembagaan yang kuat,” tegas mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Periode 2002-2005 ini.

Pemanfaatan ruang antariksa merupakan hal penting dalam strategi ketahanan nasional Indonesia, seperti dalam keamanan dan pertahanan terkait satelit pengawasan, early warning, dan navigasi militer.

Selain itu, dalam sektor ekonomi dan logistik, misalnya digunakan untuk melacak kapal dan pesawat, serta untuk keperluan komunikasi. Pemanfaatan lainnya adalah dalam manajemen bencana dan lingkungan, penginderaan jauh, dan prediksi cuaca ekstrem.

“Kita juga dapat memanfaatkan ruang antariksa untuk kepentingan kedaulatan data nasional, independen dari sistem luar seperti GPS, Beidou, atau Glonass,” lanjutnya.

Tanpa kemandirian antariksa yang kuat, Indonesia berisiko tergantung pada negara lain baik dalam hal data strategis maupun infrastruktur teknologi. Hal ini berarti ketahanan nasional Indonesia akan terancam di tengah persaingan global yang semakin intens dan tak terduga.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Thomas Djamaluddin, Peneliti Ahli Utama BRIN / Kepala LAPAN 2014-2021, juga menyoroti proyeksi keantariksaan Indonesia. Ia menyebutkan bahwa Indonesia dalam forum keantariksaan internasional sudah tergolong sebagai “negara baru berkembang dalam bidang antariksa”. Indonesia memiliki potensi kekuatan ekonomi yang diharapkan dapat berada di peringkat keempat dunia setelah China, Amerika Serikat, dan India.

“Diharapkan bahwa Indonesia suatu saat dapat menjadi negara yang maju dalam bidang eksplorasi antariksa,” tambahnya.

Dengan perkembangan teknologi yang cepat dan kebutuhan akan satelit yang terus meningkat, dia yakin bahwa ekonomi keantariksa akan terus berkembang dan tumbuh pesat.

“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kita harus menguasai teknologi keantariksaan agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar layanan keantariksaan,” harap Prof. Thomas.

Sumber: Indonesia Dan Kemandirian Antariksa: Menjawab Tantangan Geopolitik Lewat RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional
Sumber: Ruang Antariksa Jadi Bagian Persaingan Geopolitik Global, Bagaimana Posisi Indonesia?