Pengajaran dari Boris Becker: Mengelola Harta Rp 1,8 T hingga Bangkrut setelah Pensiun

by -1137 Views

Boris Becker, petenis terkenal asal Jerman, mengalami nasib yang menyedihkan setelah masa kejayaannya. Becker, yang dulu menikmati kekayaan dan penghargaan atas prestasinya di dunia tenis, kini hidup dalam kemiskinan dan bahkan masuk penjara.

Boris Becker memulai karirnya sebagai petenis pada usia belasan tahun dan telah mencapai kesuksesan di masa mudanya. Pada usia 17 tahun, dia sudah dapat berkompetisi di Kejuaraan Wimbledon, turnamen tenis terbesar dan bergengsi di dunia. Di Wimbledon tersebut, Becker berhasil mengalahkan pemain senior dan meraih gelar juara, sehingga menjadi petenis termuda yang mencetak rekor tersebut dalam 100 tahun sejarah Wimbledon.

Selama masa kejayaannya, Becker meraih banyak penghargaan dan gelar juara. Dia berhasil memenangkan US Open, Australian Open sebanyak dua kali, Wimbledon sebanyak tiga kali, 13 kali menjadi juara dalam Master Serius, dan juga memenangkan medali emas Olimpiade 1992. Selama karirnya, Becker berhasil mengumpulkan uang sebesar US$ 50 juta atau setara dengan Rp 1,8 triliun.

Namun, setelah pensiun, hidup Becker berubah drastis. Kehidupannya berubah karena masalah manajemen keuangan yang buruk dan gaya hidup yang boros. Becker menghabiskan banyak uangnya dan terjebak dalam utang. Pada tahun 2002, dia didenda dan dipenjara selama dua tahun karena terbukti melakukan penggelapan pajak. Puncak masalah keuangan Becker terjadi pada tahun 2017 ketika dia dinyatakan bangkrut oleh pengadilan Inggris. Properti miliknya tidak cukup untuk menutupi utang senilai €36,5 juta atau sekitar Rp 603 miliar. Becker akhirnya dipenjara selama 30 bulan.

Setelah bebas dari penjara pada Desember 2022, Becker dikabarkan telah memulai kehidupan baru. Saat ini, dia bekerja sebagai komentator pertandingan tenis di salah satu stasiun TV.

Artikel Terkait:
Pria Ini Rela Lepas Gaji Rp 133 Juta Demi Bantu Ibu Jualan

Sumber: CNBC Indonesia